Informasi ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Inhil Sukarwanto. Menurut penjelasannya, inflasi juga disebabkan oleh pengeluaran dari kelompok kesehatan sebesar 0,03 Persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 Persen dan diikuti kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 Persen.
"Beberapa komoditas penyumbang inflasi bulan November 2016 diantaranya cabai merah sebesar 0,38 Persen, cabai rawit sebesar 0,04 Persen, beras 0,01 Persen serta gabungan komoditas lainnya yang mengalami inflasi sebesar 0,03 Persen," ungkapnya.
Cabai merah merupakan komoditas penyumbang inflasi terbesar disebabkan oleh harga jual yang tinggi. Sedangkan kelompok transportasi, jelang natal dan tahun baru diprediksi akan meningkat. Disamping itu, terdapat pula beberapa kelompok yang mengalami deflasi, diantaranya kelompok sandang sebesar 0,27 Persen dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04 Persen.
Berdasarkan hasil pantauan BPS di pasar tradisional dan pasar modern yang mengalami inflasi di beberapa komoditas, menunjukan adanya kenaikan dibandingkan Bulan Oktober lalu. Laju inflasi tahun kalender November 2016 terhadap Desember 2015 sebesar 2,57 Persen dan laju inflasi tahun ke tahun ke tahun (year on year) November 2016 terhadap November 2015 sebesar 3,36 Persen.
"Perbandingan antar kota di Provinsi Riau pada November 2016 diantaranya kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 1,30 Persen, dengan IHK sebesar 127,60. Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,82 Persen dengan IHK sebesar 127,54 dadn selanjutnya kota Tembilahan sebesar 0,17 Persen dengan IHK sebesar 129,87 Persen," bebernya.