Cita-citanya menjadi seorang guru pun sirna, lantaran bocah kelahiran Lalelaok, Sampang, Madura 14 Juli 2004 ini harus putus sekolah semenjak sang Ayah Maidel Jedel (56) meninggal dunia.
Saat itu juga, ia berhenti sekolah ketika duduk di bangku kelas 4 SD. Ia lebih memilih membantu ibunya, Patmi (49) berjualan kue cucur dan ketan. Sudah satu tahun ini Mupar berjualan kue keliling.
"Ya bagimana lagi. Ayah sudah meninggal satu tahun lalu. Sudah tidak ada biaya untuk sekolah. Kasihan ibu kalau jualan sendiri. Biarlah saya putus sekolah untuk berjualan demi menghidupi ibu dan kakak saya yang mengalami gangguan jiwa," ujar Mupar sambil meneteskan air mata di depan rumah kontrakannya di dampingi sang ibu, Sabtu (8/10/2016).
Sejak pagi hari ia dan sang ibu sudah membuat kue cucur dan ketan. Kemudian pada pukul 14.00 WIB - 17.00 WIB, Mupar berjualan menyusuri jalan mulai dari Jalan Syutan Syahrir hingga ke Lapangan Termili Pangkalan Bun.
"Ya kadang sehari dapat Rp50 ribu. Kalau ramai ya Rp100. Tidak tentu hasilnya. Yang penting bisa untuk membeli beras dan lauk di pasar," ujarnya.
Sementara itu, sang ibu, Patmi (49) mengaku bangga dengan anak perempuannya ini. Meski harus berjualan kue keliling untuk menghidupi dirinya dan kakaknya yang mengalami gangguan jiwa, ia tak malu sama sekali.
Justru Mupar terus bersemangat untuk mencari uang dengan berjualan. "Semenjak Ayahnya meninggal satu tahun lalu, ekonomi kita berantakan. Tak ada lagi yang menjadi tulang punggung keluarga. Apalagi Kakak Mupar yang bernama Atip (25) mengalami gangguan kejiwaan, jadi mau tidak mau Mupar harus mencari uang," ungkap Patmi.