Rapat tertutup itu dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ahmad Ijazi, dan hadir juga Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Riau Masperi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau M Firdaus dan dari pihak PT Pelindo I sendiri, serta SKPD yang berkaitan.
Dalam rapat itu membahas tentang daerah hinterland pelabuhan Kuala Enok, yang berbatasan dengan beberapa daerah lainnya. Sebagian besar pelabuhan ini akan dipergunakan untuk mengangkut hasil minyak dan sawit. Hinterland adalah suatu daerah yang berfungsi sebagai pemasok dan pemenuhan kebutuhan bahan makanan pokok serta tempat produksi komoditi ekspor.
Pemasaran tentang rencana aksi soal kawasan pelabuhan itu dijelaskan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau M Firdaus. Dalam kesempatan itu juga dilibatkan animasi mastercard kawasan industri Pelabuhan Kuala Enok tersebut.
"Luas kawasan itu sebesar 5,2 ribu hektar. Termasuk penjelasan tentang rencana pengembangan curah cair di pelabuhan itu. Juga rencana induk pelabuhan untuk beberapa terminal hasil ekspor impor barang yang masuk, " ujarnya.
Dalam penjabaran masterplan tersebut, Pemerintah Provinsi Riau merekomendasikan kepada pihak PT Pelindo I untuk memperbaiki beberapa kapasitas ruas jalan dan jembatan sebagai penunjang. Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ahmad Ijazi meminta hal serupa kepada pihak PT Pelindo I, bagaimana pihak pengelola akan memberikan perkembangan infrastruktur di kawasan tersebut sebagai sara penunjang kegiatan industri.
"Konsep yang kami tawarkan adalah kawasan, yang Hilir nya bermuara pada pemanfaatan dan pemberdayaan untuk masyarakat," ujarnya.
Ada satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau yang terlibat dalam pertemuan ini, yakni PT Pengembangan Investasi Riau (PIR).