REDAKSIRIAU.CO, Utang luar negeri (ULN) Indonesia kuartal I-2018 tercatat US$ 358,7 miliar atau setara dengan Rp 5.021 triliun (kurs Rp 14.000).
Mengutip data dari statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI) periode Mei 2018 utang luar negeri pemerintah kuartal I tercatat US$ 181,13 miliar atau sekitar Rp 2.535,8 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode Februari 2018 sebesar US$ 177,85 miliar.
Jumlah ULN Pemerintah pada akhir kuartal I 2018 meningkat US$ 3,8 miliar dari kuartal sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan Global Sukuk sebesar US$ 3 miliar, yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai US$ 1,25 miliar sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan.
konom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menjelaskan peningkatan ULN ini memang terbebani oleh penerbitan global bond pada Februari lalu.
"Kalau untuk utang pemerintah itu karena dibebani oleh global bond ya, kan mereka menerbitkan Green Bond atau Green Sukuk Framework," ujarnya saat dihubungi detikFinance, Selasa (15/5/2018).
Sementara di sisi SBN, investor asing masih mencatat net buy SBN pada kuartal I 2018. Perkembangan ini tidak terlepas dari kepercayaan investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi antara lain ditopang peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018.