REDAKSIRIAU.CO, INHIL - Kondisi geografis di Kabupaten Indragiri Hilir membuat kawasan ini sebagai daerah yang sangat potensial untuk tumbuhnya jenis tanaman kelapa. Hal ini terbukti dengan luas area Inhil 432 ribu hektar lebih. Artinya berpotensi besar untuk perkebunan kelapa. Bupati Inil HM Wardan saat kunjungan bertuahpos dikediaman Bupati, mengutarakan keiinginnya menjadikan identitas Kabupaten Inhil sebagai darah penghasil kelapa terbesar. "Jadi ketika orang menyebut Inhil, Oh, kabupaten kelapa itu yah. Malahan saya berikan julukan Inhil ini, Inhil Hamparan Kelapa Dunia," ungkapnya. Dia ingin fokus sosialisasikan kelapa, pasalnya lebih dari 70 persen masyarakat Inhil mata pencariannya merupakan petani kelapa. "Petani disini dalam tanda petik Petani kelapa," kata Wardan. Untuk mendukung langkah merevitalisasi perkelapaan di Indragiri Hilir, Pemkab berencana membangun parit-parit dan tanggul mekanik di area perkebunan masyarakat. Tujuan merupakan upaya merespon keinginan masyarakat, yang meminta bantuan dari pemerintah mengatasi permasalahan mereka, yang menderita akibat semakin berkurangya produksi kelapa mereka, karena terjadinya intrusi air laut akibat air pasang. Pembangunan parit dan tanggul mekanik dinilai penting, karena jika kebun kelapa masyarakat tergenang, maka kelapa mereka dapat gagal panen bahkan mati. Sedangkan perkebunan kelapa merupakan sumber mata pencaharian utama masayarakat Indragiri Hilir. Upaya yang dilakukan Bupati Inhil HM Wardan untuk mengembangkan perkelapaan di daerahnya tidak sia-sia. Itu terbukti, saat ini ada 4 perusahaan besar yang berinvestasi di Indragiri Hilir yang khusus menggarap potensi kelapa. Empat perusahaan tersebut diantaranya; PT.Pulau Sambu, Kuala Enok dengan jenis usaha Coconut Oil (Minyak Kelapa), Coconut Extraction Pellets (Pelet Bungkil Kelapa), PT.Pulau Sambu, Sungai Guntung yang memproduksi Coconut Oil (Minyak Kelapa), Coconut Cream (Santan Kelapa), Coconut Water (Air Kelapa Dalam Kemasan), dan Dessicated Coconut (Kelapa Parut Kering).