Kesempatan itu ia dapat ketika Bupati Inhil H M Wardan berserta Kepala Dinas Dispora, Kepala Dinas Perikanan, Anggota DPRD Inhil Edy Sindrang, Camat Mandah dan Kepala Desa setempat mengunjungi daerahnya pada Jum'at (14/9/2016) kemarin.
Dalam kesempatan itu, Danras mengatakan bahwa kebun yang merupakan peninggalan nenek moyangnya itu sudah berumur ratusan tahun, kebun kelapa tersebut sudah mulai rusak sekitar pada tahun 1987 hingga sampai saat ini.
"Jadi masyarakat mengharapkan dengan pemerintah minta di tanggulkan agar kelapa bisa di tanam kembali, kalau di tanam kembali tanpa tanggul tidak bagus," ungkapnya.
Sekitar 20 tahun lebih, katanya melanjutkan, kelapa di daerah tersebut hanya bisa dipanen buahnya dengan jumlah ratusan biji saja, oleh karena itu masyarakat setempat mencari tambahan penghasilan dengan bekerja sebagai penangkap ikan dilaut.
"Kita disini memerlukan tanggul 30 kilo dan harus keliling, masyarakat di dusun ini ada sekitar 60 Kepala Keluarga (KK) yang netap, tapi yang di luar pada itu ada juga sudah membuat kebun di luar tapi tidak pindah nanti kembali lagi kemari," katanya.
Lebih jauh ia menyampaikan, penyebab utama kerusakan kebun di daerah tersebut dikarenakan oleh hama udang Rama Busut yang bisa menghancurkan struktur tanah serta membongkar tanah dari bagian bawah, sehingga membuat tanah dibagian bawah kosong dan akhirnya tanah itu jebol sehingga tergenang oleh air.
"Ini tidak ada faktor penebangan manggrove dan ini bekas kebun semua. Harapan kami dari masyarakat Dusun Peyagu Desa Pulau Cawan mengharapkan semoga Bupati bisa melakukan penyelamatan kebun kami dan mohon dilakukan," sebutnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Inhil H M Wardan mengatakan bahwa dalam beberapa tahun masa jabatannya ini, pemerintah daerah telah membuat program memproritaskan untuk memperbaiki kebun-kebun masyarakat yang sudah mengalami kerusakan dengan cara membangun pola trio tata air, pembangunan tanggul, ada pembangunan tali airnya dan ada pembangunan pintu klip.
"Saya bersyukur hari ini Rektor Universitas Riau beserta rombongan bisa melihat langsung, biasanya hanya mendengarkan hasil laporan dari kita melalui seminar-seminar yang telah dilakukan, inilah sebahagian dari rusaknya kebun dan masih banyak lagi kondisinya sangat parah. Inilah permasalahan yang kita carikan solusinya, pertama manfaatan lahan yang rusak ini, saya setiap saat selalu menjual ini, mengundang investor yang memiliki dana untuk berinvestasi dan kita akan memberikan kemudahan dari sisi perizinan, agar lahan-lahan yang tidak produktif bisa di olah," kata Bupati.
Untuk saat ini, kata Wardan menambahkan, memang belum ada dilakukan upaya reflenting untuk perkebunan masyarakat setempat dan dalam beberapa tahun ini ia mengklaim sudah memprogramkan penyelamatan perkebunan masyarakat dengan program trio tata air, membuat tanggul, serta menanam bibit magrove, dan itu sangatlah mahal biayanya, kalau menggunakan anggaran APBD kemungkinan pemerintah tidak mampu dengan melakukan pembangunan tanggul yang sangat luas.
"Maka dari itu saya selalu mengundang kepada teman-teman investor agar bisa bekerja sama dengan pemerintah dalam melakukan penyelamatan perkebunan masyarakat," imbuhnya.