TOP 3: Wajah Tak Biasa Jessica Wongso di Sidang ke-13

REDAKSIRIAU.CO, Jakarta - Raut wajah Jessica Kumala Wongso tak seperti pada sidang biasanya. Tidak tenang dan lebih banyak menunduk. Bukan tanpa sebab. Kisah kasih masa lalu Jessica terungkap dalam sidang ke-13 yang digelar di Pengadilan Jakarta Pusat, Kamis 18 Agustus 2016. Adalah ahli psikiatri forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Natalia Widiasih Raharjanti yang membeberkan sejumlah catatan psikologi yang dimiliki Jessica. Ia juga mengungkap hasil pemeriksaan teman-teman terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin itu saat berada di Australia. Dalam keterangannya, Natalia membeberkan adanya perubahan kepribadian Jessica. Perubahan terjadi setelah Jessica patah hati karena putus dengan pacarnya di Australia. Dari data kepolisian Australia yang dipelajarinya, ada perubahan terhadap kepribadian Jessica Wongso pada Januari 2015. Saat itu Jessica baru saja putus dengan pacarnya. "Kalau kita pelajari dari pola relasi, transkrip SMS dan e-mail, memang perubahan pada Januari, setelah (Jessica) putus (dengan pacarnya). Sebelumnya, semua rekan kerjanya bilang Jessica sangat baik, ramah pada orang lain, tak pernah lihat ada yang salah. Baru kaget pas (Jessica) masuk rumah sakit, marah, (ini) ada hubungannya dengan putus pacar," beber Natalia. Ia menjelaskan, Jessica masuk rumah sakit karena melakukan percobaan bunuh diri. "Kami melihat rekaman CCTV saat dia (Jessica) mau masuk Rumah Sakit Royal Prince Alfred. Dia mengancam mau bunuh diri. Saat itu Jessica terlihat kontak seseorang, siapa itu yang kami ingin tahu. Kami kemudian ketemu Kristie. Dia adalah atasannya," kata Natalia. Kepada Natalia, Kristie Louise Carter bercerita bahwa Jessica adalah orang yang profesional dalam hal pekerjaan, tapi Jessica sangat tertutup. Dari keterangan Kristie kepada Natalia dan penyidik Polda Metro Jaya saat di Australia, hidup Jessica mulai kacau ketika hubungannya dan Patrick bermasalah pada Januari sampai September 2015. "Kristie menceritakan Jessica adalah orang yang tertutup. Kami juga diperlihatkan hasil kerjanya, hasilnya bagus. Baru ketika ada masalah dengan pacarnya, relasi Jessica dengan mereka mulai tidak nyaman," ujar Natalia. Jaksa penuntut umum (JPU) Sandy Handika lalu mengonfirmasi ungkapan hati Jessica yang dikatakan kepada Kristie saat Jessica dirawat di RS Royal Prince Alfred. Jessica marah karena diperlakukan seperti pembunuh oleh pihak rumah sakit dan kepolisian setempat. BACA JUGA Psikiater Forensik: Jessica Berubah Setelah Putus dengan Pacar Kisah Sejumlah Percobaan Bunuh Diri Jessica di Australia Pengacara: Jessica Menangis Mendengar Keterangan Saksi Ahli Jessica berujar kepada Kristie, jika ia memiliki niat membunuh, dia mengetahui cara menggunakan pistol dan meracuni orang. "Saat di rumah sakit, Jessica mengatakan pada dia (Kristie), 'Para bangsat di rumah sakit ini tidak mengizinkanku pulang. Mereka memperlakukanku seolah-olah saya adalah pembunuh. Kalau saya akan membunuh orang, saya tahu pasti cara menggunakan pistol dan saya tahu dosis yang tepat," ucap Sandy menirukan curahan hati Jessica sesuai pengakuan Kristie. "Saat ditanya maksudnya apa (berkata seperti itu), dia (Jessica) tidak bisa menjelaskan lebih lanjut," jawab Natalia. Natalia menambahkan, sejak keluar dari rumah sakit, hubungan Kristie dan Jessica mulai merenggang karena sikap Jessica berubah.

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...