Penurunan harga yang semula bernilai Rp 11.000 hingga Rp 12.000 perkilogramnya, saat ini hanya dihargai Rp 7.000 hingga Rp 8.000 saja perkilogramnya.
Anjloknya nilai jual salah satu komoditi penghasilan terbesar masyarakat di desa tersebut sudah berlangsung hampir dua bulan yang lalu, tepatnya sebelum menyambut bulan Ramadhan tahun 2016 ini.
"Buahnya juga sudah berkurang, ditambah lagi harganya sejak turun kemarin tidak naik-naik lagi," sebut Fauzi salah seorang petani setempat, Minggu (24/7/2016).
Padahal, lanjutnya kembali, kebanyakan perekonomian para petani ditempatnya tersebut sangat bergantung kepada nilai jual biji pinang tersebut untuk menutupi biasa hidup sehari-hari.
"Kalau disini kan orang banyak mengandalkan hasil bertani seperti buah pinang dan kelapa, nantinya hasil tani itu dijual kepada pengepul, itu lah penghasilan kami sebagai petani disini," ungkapnya.
Untuk itu ia berharap agar dalam waktu dekat ini harga segala komoditi penghasilan unggulan di daerahnya tersebut bisa kembali meningkat agar perekonomian masyarakat juga bisa ikut meningkat.