Harga jual buah kelapa tersebut masih dinilai rendah dan belum bisa meningkatkan perekonomian para petani setempat.
"Karena biaya yang dikeluarkan untuk menjelang panen kelapa masih cukup besar, belum lagi dibandingkan dengan harga bahan makanan yang ada saat ini," sebut Arim, salah seorang petani kelapa yang berada di Desa Sederhana, Kecamatan Mandah kepada RedaksiRiau.Co, Kamis (29/6/2016).
Saat ditanya berapa nilai jual buah kelapa yang cocok untuk mengelola perkebunan kelapa pada saat ini, Arim mengatakan sekitar Rp 3.000 per kilogramnya.
Penilaian yang sama juga sempat diungkapkan oleh beberapa petani di Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS) dengan kabupaten yang sama baru-baru ini. Hal itu dikarenakan nilai jual salah satu penghasilan terbesar masyarakat di daerah tersebut kembali normal dalam beberapa hari belakangan.
"Sekarang harganya (buah kelapa, red) sudah kembali ke harga Rp 2.000 per kilogram nya," sebut Aisyah salah seorang petani yang ada di kecamatan tersebut kepada RedaksiRiau.Co, Selasa (28/6/2016).
Sebelumnya, kata Aisyah melanjutkan, harga jual buah kelapa di daerah tersebut sempat menurun drastis menjelang memasuki bulan Ramadhan tadi.
"Semoga tidak turun lagi dan mudahan bisa tambah naik lagi (harga jualnya, red), karena kalau dua ribu sekilo itu masih pas-pasan," harapnya.
Sementara itu, Arul petani lainnya juga menuturkan harapan yang sama, menurutnya, jika harga kelapa bisa mencapai Rp 3.000 per kilogramnya, barulah para petani bisa mendapatkan penghasilan lebih untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.
"Kalau dua ribu sekilo seperti sekarang ini masih belum cukup untuk biaya anak sekolah dan keperluan dirumah, karena biaya untuk merawat dan memanen kelapa juga cukup besar, upah membersihkan kebun, upah mengait (memanen, red), menyolak (mengupas kulit buah kelapa, red) dan belum lagi biaya ngantar (transportasi) dan lain-lain lagi," bebernya.
Dengan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh para petani dalam proses penjualan buah kelapa tersebut, menurut Arul harga jual kelapa dengan nilai Rp 2.000 per kilogram saat ini masih belum bisa mensejahterakan para petani..