Pasalnya, perusahaan yang berdiri di Jalan Jendral Sudirman Bagan Batu, Bagan Sinembah itu, tidak memberikan bantuan dan berkontribusi kepada FJG salah seorang karyawannya yang telah menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Agung pada 27 Agustus hingga 2 September kemarin.
FJG salah seorang karyawannya yang sudah mengabdi selama 4 Tahun, dan hanya bergaji pokok sebesar Rp 700 ribu per bulan, jatuh sakit dan harus menjalani operasi di Rumah Sakit Agung dengan biaya besar, sama sekali tidak diperhatikan. Sehingga biaya operasi ditanggung sendiri oleh karyawannya tersebut.
Loading...
Yang ironisnya lagi, karena mendapat bantuan dari teman teman sekantornya, maka terbantulah dirinya untuk menjalani operasi.
"Kalau tidak karena bantuan teman teman, mungkin saya tidak bisa menjalani operasi dan hanya bisa merintih kesakitan sambil mengharap ada keajaiban Tuhan," ujarnya.
Masih kata FJG lagi, dirinya kini sudah keluar dan pulang kerumahnya. Namun, ia tetap harus menjalani perawatan jalan.
"Biaya untuk melakukan rawat jalan ini saya dapatkan dari keluarga saya. Karena dana saya sudah tidak ada lagi, habis untuk biaya operasi kemarin," ucapnya.
Sementara Manager Interyasa, Edward Siahaan ketika dikonfirmasi melalui selulernya mengatakan, dirinya sudah tidak bertanggung jawab akan hal itu. "Mengenai karyawan yang operasi usus buntu di RS Agung itu, sudah ada BPJS yang menanganinya. Sedangkan saya hanya bekerja disini," paparnya sembari menanyakan apalagi yang sudah diadukan oleh FJG kepada wartawan.