Langkah yang dimaksud adalah mengenai belum adanya kejelasan untuk melanjutkan proyek multiyers yang ada di Inhil seperti pembangunan Islamic Centre, Gedung Unisi dan pembangunan high way Tempuling-Mandah.
Pernyataan ini disampaikannya saat dijumpai awak media pada kegiatan peringatan Hari Sarjana Rabu (30/9/2015) malam disalah satu cafe di Tembilahan.
Selain itu, pria yang kerab di sapa BIMA (Bang Indra Mukhlis Andan) ini mengatakan bahwa berbagai pembangunan multiyears bukan dari satu kepala atau dari pemikiran sendiri, namun pembangunan tersebut adalah buah hasil dari pemikiran bersama-sama.
"Saat itu saya juga meminta pertimbangan tokoh masyarakat dan itu juga disetujui oleh legislatif untuk membangun Inhil," Tutur Indra.
Mantan Bupati dua priode ini juga berpesan bahwa proyek raksasa di Inhil harus terus dilanjutkan. Jika ada hambatan, harus dilakukan evaluasi dan diaudit oleh pihak berwenang. "Jika dibiarkan tidak selesai seperti ini, untuk apa. Buat sarang burung? Sudah banyak uang rakyat yang digunakan untuk membangun tersebut," Ungkapnya. Pemimpin harus berpikiran luas. Jika pembangunan itu dilaksanakan untuk rakyat, kenapa tidak dilanjutkan. Indra sendiri mengaku saat memimpin Inhil, ia tetap melanjutkan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah sebelumnya, yakni Rusli Zainal. "Tapi ingat, evaluasi dulu baru dilanjutkan. Jangan sampai karena melanjutkan tanpa dilakukan evaluasi dan audit malah menjadi masalah hukum," Sebut Indra. Pembangunan Islamic Centre dan pembangunan Gedung Unisi adalah terobosan yang dilaksanakan untuk meningkatkan dunia pendidikan Inhil. Sedangkan pembangunan high way Tempuling-Mandah agar bisa membuka isolasi daerah utara Kabupaten Inhil yang selama ini hanya bisa di tempuh melalui jalur laut. Sementara itu, Bupati Inhil HM Wardan saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu mengatakan bahwa kelanjutan proyek multiyears tersebut tergantung setelah keluarnya hasil audit.