REDAKSIRIAU.CO.ID, INDRAGIRI HILIR - Sejumlah petani kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau akhir-akhir ini merasa resah dengan ketidakstabilan nilai jual buah kelapa.
Nilai jual yang pada bulan juni yang lalu mencapai Rp 3300 perkilogramnya perlahan anjlok menjelang lebaran Idul Adha hingga saat ini hanya dihargai Rp 2500 perkilogramnya.
Penurunan nilai jual komoditi tersebut tentunya sangat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir khususnya para petani kelapa yang hanya "bergantung" pada penghasilan berkebun tersebut.
"Sangat khawatir, apalagi sekarang semua (ekonomi, red) sangat sulit," ungkap Edi salah seorang petani kelapa di Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS), Senin (9/8/2021) kepada redaksiriau.co.id.
Menurutnya, harga komoditas tersebut sangat tidak layak jika dibandingkan dengan biaya kebutuhan sehari-hari hingga biaya perawatan kebun kelapa tersebut, sehingga dengan harga yang dulu sempat mencapai tiga ribuan saja mereka para petani masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jika harganya tidak kunjung naik, maka kami terpaksa tidak bisa melakukan perawatan untuk kebun kelapa kami dan sudah pasti kami akan merasa kesulitan secara ekonomi," katanya menambahkan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Irwan salah seorang buruh tani yang berada di Kecamatan Mandah, ia menyebutkan bahwa sejak anjloknya nilai jual buah kelapa, ia sangat merasa kesulitan secara ekonomi.
"Sedangkan pemilik kebun saja sulit, apalagi kami yang hanya sebagai pekerja lepas seperti ini, karena kami hanya dibayar besar jika harga kelapa naik, jika turun gini tentu upah kami juga turunkan," sebutnya.
Pada kesempatan yang sama, Irwan juga mengungkapkan bahwa saat ini para petani kelapa hanya sedikit terbantu dengan beberapa hasil kebun lainnya seperti buah pinang dan sayur-sayuran.
"Itupun bagi yang ada kebunnya, karena penghasilan utama kami itu hanya kelapa, jadi hendaknya harga kelapa lah yang harus lebih tinggi lagi daripada sekarang ini," harapnya. (Ezy)