Saya Mau Jualan Sekuatnya, Rezeki Banyak atau Sedikit, Tetap Disyukuri"

REDAKSIRIAU. CO. ID  Banyak cerita yang terungkap dari sosok Mbah Lindu, penjual gudeglegendaris di Kota Yogyakarta.

Selain dikenal sederhana dan ramah, Mbah Lindu yang memiliki nama lengkap Biyem Setyo Utomo itu juga dikenal pekerja keras.

Dirinya mengaku telah berjualah gudeg sejak masa penjajahan Jepang.

Loading...

Saat itu, dirinya berjalan kaki dari rumahnya di Klebengan, Caturtunggal, E-6 Depok, Sleman, ke kawasan Kaliurang.

"Tahunnya kapan saya sudah lupa, tapi sebelum Jepang datang. Wong Jepang datang itu saya sudah punya anak satu," ujarnya saat diwawancarai Kompas.com pada Selasa (19/1/2016) pagi.

Baca juga: Kisah Mbah Lindu dan Gudeg yang Dijual sejak Masa Penjajahan

Dalam kesempatan itu, Mbah Lindu sempat mengungkapkan alasan dirinya tetap berjualan gudeg hingga akhir hayatnya.

"Saya mau berjualan terus sekuatnya. Mau diberikan rezeki banyak atau sedikit ya harus tetap disyukuri," pungkasnya.

 

Meninggal di usia 100 tahun

 

Street Food Asia mengangkat kisah Mbah Lindu dari Yogyakarta, Indonesia, yang berumur 100 tahun dan tak pernah mengganti resep andalannya sejak pertama berjualan. Setiap makanan di serial ini memiliki kisah yang sama uniknya dengan para pembuatnya.NetflixStreet Food Asia mengangkat kisah Mbah Lindu dari Yogyakarta, Indonesia, yang berumur 100 tahun dan tak pernah mengganti resep andalannya sejak pertama berjualan. Setiap makanan di serial ini memiliki kisah yang sama uniknya dengan para pembuatnya.

 

Karena usia, Mbah Lindu sejak dua tahun terakhir tidak lagi berjualan melayani pelanggannya.

Namun, Mbah Lindu saat di rumah pun masih bekerja membantu menyiapkan racikan gudeg.

"Masih sering membantu merebus telur, lombok, duduk terus mau ke dapur jatuh. Saat itu saya yang di rumah terus dipanggil, terus dibawa ke (rumah sakit) Panti Rapih," cerita Mudiati, anak Mbah Lindu.

Lalu, pada hari Minggu (12/7/2020) sekitar pukul 18.00 WIB, Mbah Lindu berpulang di usia 100 tahun.

Sebelum meninggal, menurut Mudiati, Mbah Lindu tak alami sakit keras.

"Sedo (meninggal) di rumah ini, tadi sekitar pukul 18.00 WIB. Karena sudah sepuh (usianya sudah tua)," ujar Mudiati, Minggu (12/07/2020).

 

Nostalgia masa lalu

 

Mbah LinduNetflixMbah Lindu

Semasa hidupnya, Mbah Lindu berjualan di sebuah poskamling di Jalan Sosrowijayan, Kota Yogyakarta.

 

Meski hanya poskamling di pinggir jalan, setiap pagi sekitar pukul 05.00 WIB, pelanggannya sudah mengantri.

Di depan lapaknya yang sederhana, ada kursi berukuran 1,5 meter tanpa meja.

Para pelanggan yang ingin menyantap gudeg, akan disajikan dengan pincuk, piring dari pelepah pisang yang dijepit dengan lidi.

Suasana tersebut seakan membawa para pelanggan menikmati gudeg di masa lalu Kota Yogyakarta.

Kompas 

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...