REDAKSIRIAU.CO - Terlahir di keluarga kaya tentunya sebuah keberuntungan tersendiri. Sayangnya, beberapa orang bilang keberuntungan tersebut tidak akan bertahan lama. Banyak anak dari orang kaya yang tidak bisa meneruskan usaha dari orang tuanya, dan jatuh bangkrut. Hal ini tidak berlaku dengan keluarga kaya di Amerika Serikat (AS). Semakin tahun, keluarga ini semakin kaya, bahkan kekayaan mereka telah lintas generasi, sejak akhir abad 18an. Total kekayaan 25 keluarga kaya di AS mencapai US$ 722 miliar atau sekitar Rp 9.502 triliun. Mengutip dari Forbes, Minggu (10/7/2016), berikut 4 keluarga terkaya di Amerika Serikat: 1. Keluarga Walton Keluarga Walton adalah keluarga terkaya di Amerika Serikat selama tiga tahun berturut-turut. Keturunan dari pendiri Wal-Mart Sam Walton dan James “Bud” Walton menguasai pasar ritel di dunia. Kekayaan keluarga Walton diperkirakan sebesar US$ 130 miliar atau sekitar Rp 1.710 triliun (Kurs Rp 13.158/dolar Amerika Serikat). 2. Keluarga Koch Kekayaan keluarga Koch didukung kehandalan Charles dan David Koch, 2 dari 4 bersaudara yang menjalankan bisnis Koch Industries, perusahaan swasta terbesar kedua di Amerika Serikat. Keempat bersaudara Koch memiliki kekayaan yang menyentuh angka US$ 82 miliar atau sekitar Rp 1.079 triliun. 3. Keluarga Mars Keluarga Mars, adalah pemilik perusahaan permen terbesar, yakni Mars Inc. Berkat produk andalannya M&Ms dan permen Snickers, perusahaan ini meraih untung besar. Keuntungan ini mampu mendongkrak kekayaan keluarga Mars hingga US$ 78 miliar atau sekitar Rp 1.026 triliun. 4. Keluarga Cargill-MacMillan Kekayaan keluarga Cargill-MacMillan tidak perlu diragukan. Perusahaan Cargill yang tersebar di wilayah Afrika, Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin hingga Timur Tengah mendongkrak penjualan produk perusahaan ini. Perusahaan Cargill yang menjual berbagai produk dari makanan, hingga produk pertanian ini, sukses meningkatkan kekayaan keluarga Cargill-Mac Millan. Pada 2016 ini, keluarga Cargill-MacMillan berada di posisi keempat dengan jumlah kekayaan sebesar US$ 49 miliar atau sekitar Rp 644,90 triliun. (Aldo Lim/Ahm)