Inilah Nasib Janda Mualaf Di Rokan Hilir

REDAKSIRIAU.CO.ID, BAGAN BATU - Menjadi seorang wanita yang berstatus janda memang tidak mudah dilalui, terlebih masih berusia 26 tahun.

Meski begitu, Sriyani boru Raja Gukguk masih tetap tegar menghidupi kedua putri kembarnya, Juliana dan Juliani (8) yang saat ini duduk dibangku kelas 2 SD swasta Tri Erlangga, di jalan lintas Riau-Sumut KM 14, Pasir Putih, Kecamatan Balai Jaya.

Air mata mualaf itu pun tak terbendung tatkala orang nomor 2 di Kabupaten Rokan Hilir tiba mengunjungi rumah yang atapnya terbuat dari tenda biru itu rusak parah pada Ahad (2/6) siang di komplek pertapakan Tirta Kencana, KM 12 Kepenghuluan Kencana Kecamatan Balai Jaya.

Dinding yang terbuat dari tepas itu pun ditaksir hanya bertahan beberapa bulan lagi, ditambah lantai belum diplester membuat keadaan rumah itu memang layak direnovasi.

Kedatangan Wakil Bupati Rokan Hilir Drs H Jamiluddin didampingi Kasat Pol PP Drs Suryadi membuat wanita yang lahir di sebuah perkebunan kelapa sawit Swasta di daerah Manggala, Rokan Hilir itu terpaksa menitikan air mata.

Dihadapan Wabup, Sriyani mengungkapkan alasan ia tidak memiliki KTP serta administrasi kependudukan lainnya.

Ia memeluk Agama Islam sejak sebelum menikah dengan suaminya yang sampai dengan hari ini tidak diketahui dimana rimbanya.

Kondisi rumah Sriyani yang tampak bolong-bolong pada bagian atapnya. 


Sri menikah diusia 16 tahun, dimana pada saat itu ia menikah secara Agama karena usia yang masih masuk kategori dibawah umur dan tidak memiliki buku nikah sebagaimana orang lain pada umumnya.

Dimana rencananya, setelah usia cukup atau sekira 20an tahun, Sri berencana menikah kembali secara hukum agar buku nikah bisa dikeluarkan dan tercatat sebagai penduduk Indonesia secara sah sebagai pasangan suami istri.

Belum sampai terlaksana, Sri harus menelan pil pahit akibat suaminya pergi meninggalkan ia dan kedua putri kembarnya tanpa status yang jelas.

Bersusah payah selama enam tahun menghidupi kedua putrinya, Sriyani hidup mengontrak rumah dan berpindah pindah. Bermodalkan tekad dan kepercayaan nya, ia memulai bisnis berjualan baju dengan cara dicicil atau dikreditkan.

Berbekal itu lah, Sri berusaha membeli tapak tanah dengan cara kredit dan mendirikan rumah diatas tanah yang masih ia cicil selama 10 tahun dan baru 2 bulan ia cicil.

Rumah Sriyani tampak dari luar. 


"Waktu itu, ayah tiri ku yang membuat rumah ini, maksud saya kecil saja agar cukup beli seng daripada saya ngontrak, tapi dibuatkan agak lebar sehingga saya tidak mampu membeli seng," kisah Sriyani.

Selain rumah tangganya yang hancur, rumah tangga orangtua nya pun ikut berantakan. Bapak dan ibunya berpisah, dan ibunya menikah kembali. Hal itulah yang membuat Sri tidak memiliki kartu tanda kependudukan dan administrasi lainnya.

Yang mana, setelah ibunya menikah lagi dan mengurud Kartu Keluarga (KK) yang baru, nama Sriyani tidak dimasukan ke dalam KK ibunya.

Loading...

Wakil Bupati yang mendengar kisah Sri itupun langsung menelpon Kepala Disdukcapil, Basruddin melalui selulernya agar urusan administrasi Sri yang kini menetap di KM 12 RT 14 RW 04 Kepenghuluan Kencana Kecamatan Balai Jaya ini tidak dipersulit.


"Nanti pak Kadis berkoordinasi lah dengan pak Camat Balai Jaya urusan ini, saya minta jangan dipersulit, biar segera diajukan permohonan bantuan Rumah Layak Huni (RLH) ke Dinas Perkim," kata Jamiluddin.

Wakil Bupati pun kemudian menghubungi Camat Balai Jaya, Samsuhir menyampaikan hal itu. Yang mana Samsuhir tidak bisa hadir mendampingi Wabup dikarenakan ada urusan lain.

Sambil menunggu proses administrasi kependudukan Sriyani, renovasi rumah janda beranak dua itu pun akan dilaksanakan yang mana bantuan Kapolres dan Kapolsek berupa material juga akan disalurkan pada Senin (3/6) besok.

Warga sekitar pun dengan sigap akan bergotong royong untuk merenovasi rumah tersebut.

Berbagai pihak pun langsung merespon positif untuk saling berbagi asih. Bahkan, salah satu pengusaha sumur bor pun berniat akan mencurahkan tenaga dan peralatan untuk membuatkan sumur bor namun terkendala untuk materialnya seperti Pipa dan mesin pompa.

Melalui media ini, Sriyani mengucapkan ribuan terimakasih kepada masyarakat khususnya Wakil Bupati Rohil, Kapolres dan Kapolsek Bagan Sinembah.

"Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semuanya," ucap Sriyani terisak-isak.

Sebelumnya, Sri mengaku berjualan pakaian dengan cara dikreditkan dari rumah ke rumah sudah mulai kurang lancar. Pasalnya, kebanyakan ada saat ditagih, pelanggannya susah membayar.

Sebelum kedatangan wakil Bupati, Kapolres Rokan Hilir AKBP Sigit Adi Wuryanto SIK MH yang mengetahui hal itu juga langsung merespon cepat dengan menyumbang atap Seng untuk rumah Sriyani.

Tidak mau ketinggalan, Kapolsek Bagan Sinembah Kompol H Asmar juga dengan sigap membantu material pasir dan semen untuk lantai rumah.

Kapolres Rohil AKBP Sigit Adi Wuryanto SIK MH yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Bagan Sinembah Kompol H Asmar menyampaikan bahwa bantuan yang akan disalurkan berupa material bangunan itu, merupakan bentuk sosial terhadap masyarakat.

Ia mengaku, mengetahui hal itu dari rekan-rekan pers mitra Polsek dan Polres Rohil. Dari foto yang ia lihat, kondisi rumah Janda Mualaf itu memang sangat tidak layak sekali.

Oleh karenanya, ia dan Kapolres langsung merespon dan mengupayakan membantu material.

"Apalagi dibulan baik ini, terlebih adik itu seorang Mualaf, memang seharusnya kita muliakan," pungkasnya.

 

 

Sumber : inforohil.com

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...