REDAAKSIRIAU.CO.ID Kasus pembunuhan yang dilakukan Sarman alias S (27), terhadap istrinya bernama Necih alias N (29), dipicu bukan karena faktor cemburu akibat perselingkuhan, melainkan karena faktor ekonomi.
Jasim (39), kakak kandung korban mengatakan, kondisi rumah tangga adiknya memang tergolong rumit, manakala pelaku yang tidak lain adalah adik iparnya merupakan seorang yang bekarja sebagai buruh serabutan.
Satu tahun silam, semenjak Necih mulai bekerja membantu perekonomian keluarga, terdapat kesenjangan antara pasangan suami istri tersebut.
"Dia menikah udah kurang lebih 5 tahun, dulu mah biasa aja, baik-baik aja, cuma kesini tau kenapa saya denger adik saya sempet cerita ke kakak saya yang lain kalai suaminya suka gadehin barang," ungkap Jasim, saat dijumpai di kediamannya, Kampung Gebang Malang, Serang Baru, RT01, RW01, Kabupaten Bekasi, Jumat, (8/3/2019).
Jasim melanjutkan, adiknya Necih sejak sekitar satu tahun silam bekerja sebagai buruh borongan di PT HL di daerah Cicau, sedangkan suaminya Sarman bekerja sebagai buruh serabutan.
Penghasilan diantara keduanya tentu berbeda jauh, Necih menurut Jasim memiliki penghasilan sekitar Rp 100 ribu sehari sebagai buruh borongan di perusahaan. Sedangkan Sarman, penghasilannya tak menentu, sebab, pekerjaannya intinya hanya kuli angkut batu bata yang penghasilannya hanya Rp 30 ribu per hari.
"Penghasilannya jauh makanya adik saya punya tabungan dia bisa beli motor," ucap Jasim.
Puncak masalah kata Jasim, bermula ketika adiknya Necih membeli ponsel baru, saat membeli ponsel baru itu, Sarman meminta dibelikan juga dan memerintahkan istrinya menjual perhiasan.
"Ada sebulan lalu saya diceritain, jadi HP (ponsel) adik saya rusak kena air, akhirnya beli baru, tapi suaminya malah minta beliin juga, adik saya gak mau dia bilang pakai bareng-bareng saja, tapi si Sarman tetep maksa malah suruh jual emas buat beli ponsel baru, dari situ adik saya kesal," ujarnya.
Selain itu, masalah ekonomi yang pernah terjadi dalam biduk rumah tangga pasangan suami istri dengan satu anak ini ketika, Sarman sempat menggadaikan motor tanpa sepengetahuan istrinya.
