Pendaki Marapi Sumatera Barat Jauhi Radius 3 KM

REDAKSIRIAU.CO, BUKITTINGGI - Seperti biasa, setiap malam pergantian tahun, Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Propinsi Sumatera Barat, dibanjiri pendaki. Pada malam pergantian tahun 2016 ke-2017 ini, Pusat Vulkanoligi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan mendaki Gunun Marapi Sumatera Barat, untuk menjauhi radius tiga Kilometer dari puncak, mengingat hingga kini masih berstatus waspada level II. Warseno petugas PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Marapi di Bukittinggi, Jum’at (30/12/2016) kepada awak media menyampaikan bahwa, perkembangan status Gunung Marapi disampaikan setiap minggunya melalui surat pada Gubernur Sumatera Barat, serta Pemerintah Kabupaten Agam dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. “Kita setiap minggu menyampikan status Gunung Marapi baik kepada Pemerintah Tanahdatar, maupun Kabupaten Agam, serta Gubernur Sumatera Barat melalui surat. Kemudian surat itu juga disampaikan pada Polres Agam dan Tanah Datar, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam dan Tanah Datar,” sebutnya kepada awak media. Menurut Warseno, surat rekomendasi itu berisikan seluruh aktivitas yang terjadi di Gunung Marapi setiap minggunya, diantaranya aktivitas letusan, hembusan, gempa tremor, gempa vulkanik, gempa tektonik, serta gempa tornillo. “Dengan adanya surat rekomendasi ini, Pemerintah Daerah di dua Kabupaten mengetahui bagaimana perkembangan aktivitas Gunung Api Marapi, maka dari itu sudah kewajiban pemerintah menyampaikannya pada masyarakat,” terangnya. Warseno menegaskan, apabila masyarakat dan pendaki masih melakukan pendakian pada malam pergantian Tahun Baru 2016 ke puncak Gunung Marapi bukan lagi tanggung jawab PVMBG, karena sudah diingatkan melalui surat rekomendasi yang disampaikan setiap minggu. “Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 KM dari kawah atau puncak gunung, mengingat kawah sebagai pusat letusan sumber keluarnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan nyawa bagi pendaki,” tukasnya. Warseno menambahkan, aktivitas letusan dan kegempaan terhadap Gunung Api Marapi hingga saat ini masih fluktuatif sehingga berbahaya bila dilakukan pendakian terhadap gunung. “Berdasarkan data Pos PGA Marapi Sumbar, semenjak tanggal 1 hingga 29 Desember 2016, Gunung Api Marapi Sumatera Barat telah mengalami beberapa kali aktivitas vulkanik, diantaranya, 1 kali letusan pada 9 Desember 2016, 9 kali hembusan, gempa tremor nihil, 5 gempa vulkanik dangkal (VB), 3 gempa vulkanik dalam (VA), 27 kali gempa tektonik jauh (TC), 10 gempa tektonik lokal (TL), serta nihil gempa tornillo,” jelasnya. Menurut Warseno, aktivitas vulkanik ini menandakan adanya pergerakan vulkanik dari dalam gunung, dan Gunung Marapi Api bisa saja meletus kapan saja tanpa mengenal waktu.

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...