Siswa Merokok di Samping Guru, Sosiolog: Ada Masalah di Sistem Pendidikan

REDAKSIRIAU.CO, Jakarta - Foto seorang siswa SMA duduk di kursi di samping guru, merokok, dan menaikkan kakinya menjadi viral di media sosial. Perilaku siswa itu disayangkan oleh Sosiolog UI Daisy Indira Yasmin.   

 

"Fenomena itu menunjukkan memang ada masalah di sistem pendidikan kita. Sistem sekolahnya enggak jelas, harusnya gurunya marah kecuali memang sengaja dibuat. Kalau kejadian yang sebenarnya merokok di sekolah kan aturannya jelas dilarang," tegas Daisy saat berbincang dengan detikcom Kamis (13/10/2016).   

 

Menurut Daisy sejak usia dini anak-anak di Indonesia sudah diwajibkan mengenyam pendidikan. Jadi sudah seharusnya pendidikan menjadi agen pembentukan karakter.   

 

"Padahal salah satu fungsi pendidikan adalah mengajarkan kebaikan, sopan santun, tata krama dan pendidikan karakter. Karena manusia sejak usia 7 tahun masuk pendidikan sampai umur 18 tahun bahkan hingga usia 20-an itu berada di dalam pendidikan. Makanya pendidikan itu agen sosialisasi penting," ujar dia.   

 

"Kalau dalam konteks riilnya ada masalah dalam sistem pendidikan kita. Terlepas dari anaknya, institusi pendidikan itu adalah institusi yang membentuk karakter manusia," sambungnya.   

 

Daisy menyebut media sosial dimanfaatkan sebagai media untuk eksistensi diri. Jumlah view menjadi motivasi netizen untuk mengunggah foto atau video yang ekstrem.   

 

"Fenomena upload foto di medsos itu sebuah gaya hidup anak muda sekarang untuk mengekspresikan diri, ada pesan yang disampaikan melalui foto. Anak muda mencari ruang eksistensi dirinya melalui upload foto atau video atau adegan ekstrem," katanya.   

 

"Seseorang di internet dinilai berapa jumlah view, like, akhirnya mempengaruhi orang untuk membuat foto atau video atau adegan ekstrem. Gejala baru di media sosial bukan dilihat dari sosial tapi viewnya," sambungnya.   

 

Tak hanya itu bagi masyarakat di era digital dan serba virtual ini jumlah likes atau view menjadi salah satu bentuk pengakuan soal eksistensi dirinya. Bahkan sekarang ini fenomena ini sudah mengarah tak lagi soal eksistensi semata melainkan sebuah industri.   

 

"Di masyarakat digital bukan eksistensi tapi jadi industri artinya semakin banyak view banyak uang, banyak endorse. Sekarang ini makin banyak seleb medsos. Itu juga jadi industri bukan sekedar narcicism, apa yang kamu upload mempengaruhi apa yang kamu dapat. Oleh karenanya penting dikaji kalau melihat foto-foto di medsos," tutupnya.   

 

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...