Dua pejabat tersebut, Direktur Dana dan Jasa, serta Direktur Kredit, plus seorang komisaris yang juga ikut berakhir. Prediksi ini bukan tanpa alasan, sebab selama semester I saja, kinerja Bank Riau Kepri telah mengalami penurunan drastis.
Loading...
Dalam targetnya terjadi growth yang diharapkan 1,7 triliun atau outstanding 16,4 triliun. Bukan itu saja, sampai Juni itu atau selama enam bulan, kredit komersial mengalami penurunan drastis. Dari laporan tersebut posisi desember 689,4 miliar, dan sementara posisi Juni 2016 sebesar 654,9 miliar atau turun, dengan kata lain tidak ada penyaluran.
Dalam laporan itu juga dituliskan, kredit mikro dan kecil juga tidak mengalami peningkatan yang berarti. Akhir 2015 kredit mikro dan kecil senilai Rp 1,868 triliun, dan realisasi Juni 2016 hanya 1,881 triliun. Padahal yang di inginkan sebesar Rp. 2,291 triliun atau tumbuh 422 miliar.
Memburuknya kinerja kredit ini membuat Direktur Utama Irvandi Gustari mengeluarkan surat perihal Monitorig dan Pengelolaan Kredit Bermasalah. Surat bernomor 349 tanggal 13 Juli 2016 ini memerintahkan unit-unit kantor Bank Riau Kepri yang kredit bermasalahnya diatas 5 persen, menghentikan penyaluran kredit. Tentunya, kredit kian anjlok.
“Ya makanya juga semakin anjlok. Sejak triwulan pertama sudah anjlok, termasuk triwulan kedua. Nah, kemarin (Juli) juga dikeluarkan agar beberapa unit tidak menyalurkan kredit. Ya semakin anjloklah,” ujar sumber internal di Bank Riau Kepri kepada RiauFinance.com beberapa hari yang lalu.
Ia juga menambahkan, menurutnya pada kuartal ketiga atau sampai triwulan ketiga nanti kinerja diperkirakan akan memburuk. “Kalau menurut saya akan semakin anjlok, semakin menurun. Kita lihat aja nanti,” sebutnya.
Beberapa sumber juga menyebutkan, para direksi juga melakukan pembohongan publik terkait berbagai informasi yang disampaikan kepada masyarakat maupun media. Sampai saat ini krew riaufinance.com masih mencari tahu perihal pembohongan kepada masyarakat atau media itu. “Coba aja lihat dan ceklah, ada pembohongan tuh,” ketusnya.