Saat Para Remaja Berkonferensi dan Berbagi Isu Global Lingkungan

REDAKSIRIAU.CO, PALANGKARAYA, - “Saya baru tahu kalau mau tanam sawit banyak pohon harus ditebang terlebih dahulu, kasihan sekali ya,” ungkap Anabella (16), perempuan keturunan Australia yang sekolah di Bali. Anabella adalah satu dari 232 remaja yang berkumpul bersama untuk mengikuti Konferensi Remaja Global Nature Issues Network (GIN) Indonesia yang dihelat di Rungan Sari, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (17/9/2016). Mereka diperkenalkan kondisi hutan, lahan gambut, dan juga kekayaan flora dan fauna di alam Kalimantan Tengah baik melalui media elektronik maupun secara langsung. Di tempat itu mereka menyaksikanberbagai macam foto-foto dalam acara pameran "I’m the Forest". Dalam pameran itu Borneo Production International (BPI) menampilkan kekayaan alam Kalimantan Tengah lewat foto-foto yang mereka hasilkan bersama fotografer lokal asli Kalimantan Tengah. Salah satu foto yang menarik perhatian Anabella adalah foto pembukaan lahan untuk perkebunan sawit. Dalam foto itu terlihat bagaimana alat-alat berat membuka lahan dengan menggusur pohon-pohon. Menariknya, tepat di belakang foto itu para pengunjung dapat melihat langsung pohon sawit yang ada di perkebunan. Pihak panitia mencoba membandingkan bagaimana pohon sawit dapat mengeringkan lahan, sedangkan di sisi yang berlawanan terdapat foto rindangnya hutan yang masih utuh lengkap dengan hutan kecil di belakang foto tersebut. “Kenapa ya harus digusur juga pohon-pohonnya yang besar-besar, jadi tidak rindang lagi. Kasihan kan orangutan yang tinggal di hutan,” kata Anabella sedih. Arbain Borneo, Fotografer asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, menjelaskan salah satu karyanya kepada para remaja. Foto yang ditampilkan bergambar empat ekor orangutan, dua betina dan anaknya masing-masing, dengan ekspresi riang di atas pepohonan. “Saya mau menggambarkan kalau mereka senang dengan hutan yang rindang, teduh, dan hijau,” ungkap Arbain. Selain melihat melalui foto-foto dan film dokumenter yang menarik, para pelajar juga diajarkan langsung bagaiman foto-foto itu bisa diambil. Mulai dari proses penempatan kamera atau camera trap, sampai ke proses sang fotografer masuk ke hutan. “Ternyata jadi fotografer itu susah juga, menunggu moment yang pas. Harus jatuh dan bangun lagi hanya untuk beberapa gambar,” ungkap Ridho (15) pelajar asal Sebangau, Kalteng. Pertama di Kalteng Para pelajara itu berasal dari Australia, Korea, Hongkong, beberapa dari sekolah internasional di Bali dan Jakarta mereka berjumlah 120 peserta, sedangkan dari Kalteng sendiri terdapat 112 peserta. Mereka menyatu dalam kegiatan tersebut saling berbagi pengalaman. Beberapa hal yang menarik adalah saat pelajar Kalteng menceritakan bagaimana perjuangan dan keluh kesah mereka saat daerahnya dilanda asap tebal. Mereka dilebur menjadi beberapa grup diskusi dan mengikuti kegiatan selama tiga hari. Ketua Yayasan Bina Cita Utama, salah satu penyelenggara kegiatan, Utami, mengatakan, kegiatan tahunan tersebut biasa digelar di Bali dan di beberapa negara. Ini merupakan kali pertama kegiatan serupa digelar di Kalteng. “Tujuannya untuk memberikan informasi, bertukar pikiran, dan mengajak anak-anak mengenal hutan Indonesia. Mereka juga diberikan pesan untuk menjaga hutan, karena mereka generasi penerus,” ungkap Utami. Menurut Utami, kegiatan tersebut sangat berguna di masa yang akan datang. Mengingat mereka mengalami langsung keindahan hutan dan kearifan lokal suku Dayak. Mereka diberikan pengetahuan tentang bagaimana orang Dayak hidup dengan hutannya di zaman terdahulu. “Kami berharap anak-anak ini bisa menjadi pembawa pesan positif untuk teman-temannya ketika mereka kembali ke sekolah,” tambah Ketua Yayasan Borneo Nature (BNF) Riethma. Konferensi Remaja Global Nature Issues Network (GIN) ini dibuat oleh beberapa yayasan yang bergerak di bidang isu lingkungan. Mereka mengedapankan isu konservasi yang diolah sedemikian rupa agar menarik dan mudah dipahami oleh para remaja. “Anak-anak saat ini suka sekali fotografi, vide

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...