Pedagang Ayam Ras Terancam Rugi Saat Lebaran Idul Adha

REDAKSIRIAU.CO, PEKANBARU - Pedagang ayam ras di pasar tradisional Palapa, Jalan Durian Pekanbaru mengaku khawatir dagangannya akan merugi pada saat menjelang lebaran Idul Adha nanti. Hal ini disampaikan oleh Baiyar, seorang penjual ayam ras di pasar itu kepada bertuahpos.com, Selasa (23/08/2016). "Kalau masuk lebaran Idul Adha penjualan sudah pasti sedikit. Apalagi seperti saat ini, daya beli masyarakat turun," katanya. Hal seperti ini memang sudah biasa terjadi seperti tahun sebelumnya. Namun yang membuat para pedagang kian menjerit, karena sejak awal harga ayam ras masih tinggi. Sehingga membuat pendapatan pedagang dihari biasa juga menurun. Dia menambahkan, idealnya harga ayam berkisar pada harga Rp17 ribu sampai Rp20 ribu per kilogramnya. Saat ini harga ayam ras masih berkisar pada harga Rp27 ribu per kilogram. Setelah sebelumnya harga ayam ras sempat menyentuh harga Rp30 ribu lebih per kilogramnya. Idon, yang juga penjual ayam ras di pasar itu menjelaskan, pada saat lebaran Idul Adha, masyarakat cenderung mengkonsumsi daging kurban, ketimbang harus belanja di pasar. Akibatnya, penjualan ayam ras bisa turun sampai 30 persen dari harga biasa. "Kalau sekarang penurunan jual ayam ras memang sudah terjadi sejak habis lebaran kemaren. Dengan masuk Idul Adha akan semakin turun penjualannya," katanya. Sebagian besar masyarakat pada saat lebaran Idul Adha lebih memilih untuk mencari jenis komuditi sembako yang lain. Misalnya cabai dan bumbu untuk masak. Sementara ayam ras tidak lagi menjadi primadona. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, Muhammad Firdaus mengakui hal itu. Untuk permintaan ayam ras sendiri biasanya tidak ada lonjakan konsumsi masyarakat. Dan kondisi seperti ini biasa terjadi hampir setiap tahunnya. Momentum yang baik untuk penjual ayam ras, yakni pada saat lebaran Idul Fitri dan tahun baru. "Paling kalaupun ada kenaikan sembako dan ayam, juga tidak terlalu signifikan," tambahnya. Pada saat momentum Idul Adha, kecenderungan masyarakat untuk tidak mengonsumsi ayam ras memang sudah terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. "Tapi untuk kebutuhan lain, misalnya cabe, stok lagi banyak potensi kenaikan tidak begitu tinggi. Sewajarnya saja. Karena permintaan masyarakat. Pada dasarnya ketersediaan cukup," kata Firdaus.

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...