Jokowi: Kita Harusnya Hargai Orang Berprestasi, Bukan Gaduh Terus

REDAKSIRIAU.CO, JAKARTA, - Presiden Joko Widodo menilai, orang-orang berprestasi yang ada di Indonesia saat ini belum dihargai sepenuhnya. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang justru bekerja di luar negeri. "Kita harusnya hargai orang yang berprestasi. Kita harus mulai beri penghargaan ke orang yang mau kerja keras. Bukan gaduh terus," kata Jokowi saat menerima ratusan teladan nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/7/2016). Jokowi menyebut, di Amerika Serikat setidaknya ada 74 profesor yang berasal dari Indonesia. Di Silicon Valley, lanjut dia, ada ratusan orang Indonesia yang bekerja untuk berbagai perusahaan teknologi di negeri Paman Sam tersebut. Jumlah itu belum termasuk yang bekerja di negara lain sepeti Jepang, Korea dan Jerman. "Kenapa tidak mereka bekerja di Indonesia? Ini yang sedang kita upayakan agar semakin banyak anak negeri yang punya prestasi bekerja di dalam negeri," kata Jokowi. (baca: Usai Bertemu Jokowi, Arcandra Sebut Berkontribusi untuk Negara Tak Harus Jadi Menteri) Salah satu orang Indonesia yang ditarik oleh Jokowi ke Indonesia adalah Arcandra Tahar. Ia diminta menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dalam reshuffle kabinet Jilid II pada akhir Juli 2016. Namun, belum sebulan Arcandra menjabat, ia diketahui pernah memiliki paspor Amerika Serikat. Berdasarkan UU Nomor 12/2016, maka status WNI Arcandra otomatis hilang karena memiliki paspor negara lain. (baca: Dirjen AHU: Arcandra Tak Mengerti UU Kewarganegaraan) Setelah kabar ini menyebar di media sosial dan menjadi pemberitaan luas, akhirnya Jokowi memberhentikan dengan hormat Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM. Namun dalam sambutannya, Jokowi sama sekali tak menyebut soal Arcandra. Sejak polemik kewarganegaraan Arcandra tersiar, belum ada pernyataan yang keluar dari Kepala Negara. Saat ditanya wartawan mengenai Arcandra, Jokowi menyerahkan kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menjawabnya. (baca: Arcandra Tahar: Saya Bukan Malaikat...) Jokowi hanya bicara mengenai kondisi masyarakat Indonesia di media sosial, yang kebanyakan hanya berisi kata-kata saling menjelekkan dan mencela satu sama lain. "Coba baca saja. Saya sering buka di online media atau media sosial komentarnya itu. Kadang membuat tertawa tapi kadang membuat sedih, saling menjelekkan saling mencaci itu bukan budaya ketimuran kita," kata Jokowi.

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...