Mengaku Kerap Disiksa Sang Ayah, Remaja Ini Kabur dan Mencuri demi Makan

REDAKSIRIAU.CO, UNGARAN, - HM (15) langsung berkaca-kaca saat ditanya apakah arti kemerdekaan bagi dirinya. Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya akibat amukan sejumlah pengunjung pasar, bocah yang hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar itupun akhirnya mengeluarkan suara. "Merdeka itu bebas dari tekanan," kata HM singkat, dengan suara yang seperti tertekan di kerongkongan. HM baru saja diamankan oleh aparat Kepolisan Sektor Kota (Polsekta) Ungaran dari amukan massa di Pasar Babadan, Kabupaten Semarang, Kamis (18/8/2016) siang. Remaja yang berasal dari Dusun Sukorejo, Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan, itu kedapatan mencuri dompet milik salah seorang pedagang. Dengan polosnya, HM mangaku aksi tak terpuji ini merupakan yang kedua kalinya. Ia mengaku terpaksa mencuri untuk membeli makanan. "Pernah waktu bulan puasa kemarin saya nyuri Hp dan dompet tetangga, Pak. Uangnya buat makan dan jajan," katanya. HM mengaku dua bersaudara dari keluarga yang jauh dari kata mampu. Ayahnya seorang pengangguran, sedangkan ibunya bekerja sebagai buruh pabrik. Sementara adiknya baru berumur 2 tahun yang diasuh oleh bibinya. Sejak lulus sekolah dasar tahun 2014 lalu, harapan HM untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yeng lebih tinggi pun harus dikubur dalam-dalam. Ketiadaan biaya menjadi alasannya. "NEM saya cuma 21, nyari sekolah (negeri) susah. Mau sekolah (swasta) tidak punya biaya," akunya. Selama di rumah, HM mengaku kerap dihajar oleh ayahnya. Karena merasa tak tahan, HM pun kabur dari rumah sejak Lebaran kemarin. Selama kabur, ia menggelandang dan tidur dari masjid ke masjid ataupun pos ojek yang ia jumpai. Sedangkan untuk menyambung hidup, HM kerap membantu para petani di sawah saat menyiangi rumput atau tengah memanen hasil sawah atau kebun. "Dua hari dibayar 25.000, lumayan buat beli makan," imbuhnya. Saat ditanya yang kedua kalinya, apakah dirinya sudah merasa merdeka saat ini, HM mengaku belum. "Belum, merdeka masak main saja tidak boleh, dipukuli terus sama bapak," ungkap HM diiringi tangisan sesenggukan. Kapolsekta Ungaran AKP Suparji mengaku sangat prihatin dengan kasus yang menimpa HM ini. Ia akan sangat berhati-hati menangani kasus pencurian ini lantaran pelakunya adalah anak-anak. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) untuk melihat kasus ini apakah masuk kategori kenakalan remaja atau murni kriminalitas. "Kalau itu kenakalan remaja, kita akan lakukan pembinaan. Kita akan sentuh orangtuanya, kita juga akan minta dari aparat desa untuk ikut mengawasi," kata AKP Suparji. Terkait apakah kasus ini bisa ditarik ke dalam kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan UU Perlindungan anak lantaran ada pengakuan pelaku yang kerap dipukuli ayahnya, Suparji mengaku akan mendalaminya. Perilaku kekerasan orangtua kepada anak, imbuhnya, terkadang dipengaruhi pengalaman orangtua sewaktu kecil. Sedangkan pola pendidikan anak sekarang tidak diperbolehkan mengedepankan kekerasan. "Memang ada orangtua yang suka main tangan, tapi ada memang yang anaknya meminta yang belum sepatutnya seperti minta dibelikan motor," imbuhnya.

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...