Miris, Siswi SMP Tukar Pil Koplo Dengan Seks

REDAKSIRIAU.CO, SURABAYA - Eshty Susanti, direktur eksekutif Yayasan Hotline Surabaya mengatakan, Pemkot Sura­baya harus berani menya­takan bahwa Surabaya sedang darurat double L. Sebab kondisi di lapangan membuktikan bahwa sudah banyak perilaku anak yang menyimpang.

Pemkot Surabaya untuk menuju Kota Layak Anak dipastikan sangat berat. Sebab, kondisi siswa Surabaya sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan, yang mencengangkan adalah data menunjukkan sekitar 1.000 siswa SMP yang bermasalah ternyata sudah terbiasa menukar pil double L (pil koplo) dengan layanan seks.

Loading...

Fakta miris tersebut berdasarkan data pene­litian dari 14 LSM pemer­hati anak di Surabaya. Hal ini disampaikan oleh Esthy Susanti, direktur eksekutif Yayasan Hotline Surabaya bersama 14 lembaga pemerhati anak lain saat hearing di Komisi D, Kamis (23/6/2016).

“Kami menangani seba­nyak 1.000 anak bermasa­lah di Surabaya. Di anta­ranya, 300 anak bahkan sudah hamil, jual diri, sex addict(ketagihan seks), dan bermasalah dengan hukum. Yang sangat miris malah, mereka sudah sa­ngat membudaya, mendapatkan obat-­obatan bahkan sabu dengan menukarnya dengan seks,” kata Eshty.

Hal ini tentu saja sangat disayangkan. Data terse­but dikatakan Eshty hasil terjun di lapangan ke seko­lah sekolah SMP di Sura­baya.

Sekolah SMP dijadi­ kantarget lantaran anak di jenjang SMP sedang masuk masa pubertas, sehingga rawan adanya masalah kenakalan re­maja.

Menurutnya saat ini sudah terlambat untuk memulai menanggulangi­ nya. Namun hal itu bisa diatasi jika semua elemen bergabung untuk menye­ lesaikan masalah yang ada pada anak.

Yang membuat pihaknya cukup terkejut adalah, hampir semua permasala­han anak­-anak di Surabaya tersebut berhubungan de­ngan narkotika. Apa yang mereka lalukan, seperti seks, dan jual diri karena pengaruh narkoba yang sudah beredar bebas di kalangan anak­anak SMP.

“Kenapa kami sampai tahu ini membudaya, ka­rena setiap kami tanyakan anak-­anak soal TTS (t****k tukar sabu) hampir semua tahu. Dan bahkan ada lima sekolah yang satu kelasnya semua kecanduan pil nar­koba jenis double L. Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Surabaya untuk mencari tahu bagai­ mana double L ini bebas beredar di kalangan pela­jar,” tandasnya.

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...