REDAKSIRIAU.CO, PEKANBARU - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru melakukan pengawasan terhadap makanan takjil yang mengandung zat berbahaya.
Pengawasan ini dimulai dari wilayah Kota Pekanbaru hingga ketingkat kabupaten, seperti yang dilakukan di Kabupaten Pelalawan.
Informasi ini disampikan oleh Kepala BBPOMPekanbaru, Indra Ginting.
"Kita kemarin itu ada turun ke Pelalawan, disana kita mengambil beberapa makanan untuk diuji laboratorium," katanya, Kamis (9/6/2016).
Di Pelalawan tersebut, pihaknya mengambil 15 sampel makanan dari beberapa lokasi yang berbeda. Dari hasil uji tersebut, ada dua makanam yang positif mengandung zat yang tidak diperuntukan sebagai campuran makanan.
"Setelah kita uji Lab, ternyata makanan itu mengandung Rodamin B berwarna merah. Dari situ kita beri pemahaman dan edukasi kepada para pedagang atas berbahayanya zat tersebut," jelasnya.
Bahkan, katanya, untuk melakukan pantauan makanan yang mengandung zat-zat berbahaya tersebut, pihaknya akan rutin melakukan pengawasan ke 12 kabupaten kota lainnya selama Ramadan.
"Hari ini ke Siak. Kita akan terus melakukan pantauan selama puasa ini. Saat ini baru dua daerah yang kita pantau," sambung Indra.
Sebagaimana diketahui, Rhodamin B sendiri merupakan salah satu bahan pewarna sintesis makanan yang dilarang penggunaannya di Indonesia utamanya sejak 1985 melalui Peraturan Menteri Kesehatan.
Bahkan, WHO secara resmi juga telah mengumumkan bahwa zat tersebut berbahaya karena kandungan logam berat dan sifat kimiawinya. Di Eropa, zat ini telah lama dilarang karena digolongkan dalam kategori
karsinogen yang dapat memicu kanker.
Beritakan sebelumnya, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru, turut serta melakukan pengawasan terhadap jajanan atau takjil untuk umat Muslim yang berbuka puasa.
Dari tiga lokasi yang dilakukan sidak takjil bersama Pemko Pekanbaru dan Pemprov Riau tersebut, pihaknya menemukan tiga sample makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya.
Dilokasi pertama yakni Bazar Takjil di depan rumah dinas wali kota, BBPOM mengambil delapan contoh sampling untuk dilakukan pengujian. Hasil dari sample tersebut, kata Indra, negatif. Kemudian pasar Muhammadiyah dijalan Ahmad Dahlan, dari 18 sampel dan kemudian diuji negatif juga sama, yakni hasilnya negatif.
Dilokasi ketiga yakni di Ronggo Warsito, BBPOM juga melakukan uji sampling sebanyak 26 sampel diduga mengandung bahan yang peruntukannya bukan untuk makanan. Dari 26 sampel yang uji, 3 sampel ternyata mengandung boraks.
Pengujian tersebut juga langsung dilakukan pada hari itu juga untuk mengetahui apa-apa saja sampel makanan yang mengandung zat berbahaya.