Karlinah Umar Wirahadikusumah dan Sekolah Anak Disabilitas

Jakarta - Usianya menginjak 85 tahun. Tapi fisiknya masih terlihat bugar. Energi kecantikannya memancar. Bibirnya selalu tersenyum. Dia adalah Karlinah Umar Wirahadikusumah. Wanita kelahiran Bandung 30 Juli 1930 ini adalah istri Wakil Presiden RI ke-4 Umar Wirahadikusumah. Karlinah punya segudang aktivitas. Mulai dari bidang pendidikan hingga kesehatan. Usianya yang kian senja tidak membuatnya berhenti beraktifitas. Karlinah bercerita, bahwa sejak kecil dirinya sudah bercita-cita menjadi guru. Bahkan saat sekolah dasar, Karlinah pernah dipercaya oleh gurunya untuk mengajar anak-anak TK. "Bahkan aneh waktu saya kelas 2 SD, kelihatannya guru saya tahu kalau saya mau jadi guru. Masa gurunya nggak ada, saya disuruh ngajar di situ, kelas 0. Umur 8 tahun suruh ngajar TK," tutur Karlinah saat berbincang dengan detikcom di kediamannya di Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat. 13 September 1994, Karlinah bersama Dr dr Atie W Soekandar SpFK mendirikan Yayasan Pantara. Yayasan ini fokus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik atau learning difficulties (LD) atau biasa disebut juga disabilitas. Anak-anak LD biasanya memiliki kesulitan membaca (disleksia), menulis (disgrafia) berhitung (diskalulia) rentang konsentrasi terbatas (attention deficit disorder) dan hiperaktif (attention deifit hyperactivity disorder), dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata. "Umumnya mereka pintar, cerdas, nggak ada yang bodoh, tapi ada gangguan. Kadang susah menulis, berhitung, susah bicara, kalau mereka masuk ke SD biasa susah mengikuti, disini tidak. Kita lihat banyak anak-anak ini tidak ada yang perhatikan, sehingga kita mendirikan Yayasan Pantara," ungkapnya. Namun perjuangan Karlinah dalam bidang pendidikan ini harus melewati jalan berliku. Sekolah Pantara tidak punya tempat sendiri dan harus menyewa. Bahkan untuk biaya operasional masih disubsidi olehnya dan sejumlah donatur. Sekolah Pantara awalnya berdiri di Jl Senopati Raya Nomor 72, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekolah tersebut mampu menampung 100 anak. Suatu ketika Karlinah harus menerima kenyataan pahit. Sekolah itu harus digusur karena lahan yang digunakan akan dijadikan pusat perbelanjaan. "Tidak ada perhatian dari pemerintah, dulu ada SD punya DKI, kita menyewa, pada suatu hari kita disuruh pergi karena mau dibuat mal," ucap Karlinah. Saat ini Sekolah Pantara menyewa tempat di Jl Tebet Barat Dalam VI Nomor 39, Jakarta Selatan. Karlinah berencana memiliki bangunan sekolah sendiri. "Sekarang lagi cari tanah buat bangun sendiri. Pernah dapat tanah di Tanjung Barat, waktu kita mau bangun, warga tidak izinkan, padahal ini tanah milik DKI, sampai sekarang saya tidak bisa bangun gedung. Padahal saya dapat penghargaan dari Unesco membangun sekolah ini," keluhnya. Karlinah berharap pemerintah memberi perhatian kepada sekolah yang didirikannya ini. Bukan tanpa sebab, anak-anak penyandang disabilitas diyakini memiliki potensi luar biasa. Bahkan sejumlah tokoh ternama di dunia ternyata diketahui merupakan penyandang disabilitas. Karlinah menyebut Albert Einstein, Thomas Alva Edison, John Lennon, Muhammad Ali, Steven Spielberg dan sebagainya. Karlinah juga aktif di bidang kesehatan. Karlinah saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Karlinah pernah menjabat sebagai ketua umum YKI periode 1978-1996. Karlinah ikut terjun langsung memerangi kanker melalui rumah sakit yang ditunjuk YKI. Dia ikut penyuluhan-penyuluhan hingga menyelenggarakan seminar. "Mereka (YKI) nggak mau melepaskan saya, kalau ibu keluar dari yayasan, kami keluar," kata Karlinah tersenyum. Sumber: detik.com

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...