REDAKSIRIAU.CO.ID JAKARTA — Sepanjang kuartal I/2014, kinerja asuransi energi darat dan energi lepas pantai menjadi yang paling buruk dibandingkan dengan lini usaha lain di asuransi umum. Preminya anjlok, sementara klaimnya naik tajam jika dibandingkan dengan kuartal I/2013.
Berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), perolehan premi bruto asuransi energi lepas pantai mengalami penurunan paling besar, yakni 67,3%. Asuransi energi darat berada di posisi terbesar kedua, atau turun sebesar 41,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dadang Sukresna, Wakil Ketua Bidang Statistik, Informasi, dan Analisa AAUI mengatakan hal tersebut disebabkan minimnya proyek terkait energi pada kuartal pertama tahun ini.
“Pada kuartal ketiga biasanya tumbuh cukup signifikan,†ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Lini usaha asuransi energi darat mencatatkan total perolehan premi senilai Rp59,7 miliar, sedangkan pada kuartal I/2013, premi yang dibukukan senilai Rp102,5 miliar.
Asuransi energi lepas pantai,premi bruto yang diraup sebesar Rp41,8 miliar, sementara pada periode yang sama tahun lalu, lini usaha ini mampu mendulang premi senilai Rp127,7 miliar.
Di tengah merosotnya pendapatan premi, pembayaran klaim kedua lini usaha asuransi tersebut melonjak tajam.
Pertumbuhan klaim lini usaha asuransi energi darat mencapai angka 1152,4%, dan energi lepas pantai naik 328,1% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu.
Asuransi energi darat melakukan pembayaran klaim sebesar Rp100,8 miliar, nyaris dua kali lebih besar dari premi yang diperolehnya.
Padahal pada kuartal I/2013 klaimnya hanya Rp8 miliar, 12 kali lebih kecil dari premi yang diraupnya.
Asuransi energi lepas pantai membayar klaim sebesar Rp48,9 miliar, sedikit lebih besar dari perolehan premi.
Sedangkan pada kuartal pertama tahun lalu, pembayaran klaimnya hanya Rp11,4 miliar, jauh lebih kecil dari premi yang dibukukan.
Menurut Dadang, melonjaknya klaim pada kuartal pertama tahun ini kemungkinan disebabkan faktor pembukuan.
“Barangkali ada klaim-klaim yang diajukan akhir tahun lalu, tapi baru dibayarkan di awal tahun ini,†katanya.
Besarnya jumlah klaim tersebut mengakibatkan ikut melonjaknya angkaloss ratio lini usaha asuransi energi darat dan energi lepas pantai.
Asuransi energi darat mencatatkan angka loss ratio sebesar 169%, sedangkan loss ratio energi lepas pantai sebesar 116,9%.
Dari segi pangsa pasar, kedua lini usaha tersebut masih terbilang kecil.
Dari 15 lini usaha yang dikelompokkan AAUI, energi darat memiliki pangsa pasar 0,5% pada kuartal I/2014, turun dari tahun lalu sebesar 1%.
Sementara untuk energi lepas pantai,pangsa pasarnya lebih kecil, yakni 0,3% turun dari kuartal I/2013 sebesar 1,2%.
Secara keseluruhan, premi bruto industri asuransi umum pada kuartal I/2014 sebesar Rp12,7 triliun atau tumbuh 19,6% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.Â
Pertumbuhan premi tersebut didongkrak oleh lini usaha asuransi rangka pesawat yang tumbuh sebesar 106,8%. Asuransi kredit juga tumbuh signifikan sebesar 91,7%.
Dari segi klaim, tercatat pertumbuhan sebesar 12,9% menjadi Rp4,5 triliun dari Rp3,9 triliun pada kuartal I/2013.
Peningkatan klaim tertinggi pada awal tahun 2014 secara nominal terjadi pada lini usaha asuransi kredit yang mengalami kenaikan klaim sebesar Rp172 miliar.(Bisnis)
Betuahpos