Kawanan Gajah Liar ‘Dihalau’ Keluar Sawit Warga

REDAKSIRIAU.CO.ID  PEKANBARU — Sejumlah kawanan gajah liar dilaporkan telah melakukan perusakan terhadap kebun sawit warga di Pangkalan Gondai, Pelalawan. Menurut warga gajah-gajah ini telah merusak beberapa hektar kebun sawit meraka.

“Kami belum tahu persis berapa banyak jumlah kawanan gajah itu. Mungkin gajah-gajah ini berasal dari Tanam Nasional Tesso Nilo (TNTN),” kata Kepala Bidang I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Andre Hansen Siregar.

Advertisement

Loading...

 

Dia menjelaskan, kegiatan menghalau kawanan gajah liar ini dengan membawa gajah jinak. Mereka digiring untuk keluar kebun menuju ke area hutan tanaman industri milik salah satu perusahaan, pada 07 Agustus 2020.

Kebun sawit warga yang sudah tidak sampai puluhan hektar. Dengan demikian BKSDA mengklarifikasi terhadap informasi yang beredar mengenai puluhan hektar kebun sawit warga rusak akibat gajah-gajah ini. “Kawanan gajah itupun hanya memakan pohon sawit yang sudah tinggi,” jelasnya.

Dalam menghalau dan menggiring gajah liar itu petugas BBKSDA Riau mengerahkan Gajah jinak dari Flying Squad TNTN. Hal ini dilakukan lantaran kebun masyarakat tersebut berdekatan dengan Flying Squad TNTN itu.

Sering Terjadi Konflik Antara Gajah dan Manusia

BKSDA Provinsi Riau mengakui bahwa di Riau memang kerap terjadi konflik antara gajah dan manusia. Warga juga sering mengeluhkan kawanan gajah acap kali masih ke kebun hingga ke pemukiman warga.

Andre Hansen Siregar mengatakan konflik seperti ini hampir setiap tahun terjadi di beberapa daerah di Riau.

“Dulunya, kebun-kebun masyarakat ini merupakan hutan dan menjadi jalur perlintasan mereka. Para gajah memiliki siklus dan waktu sendiri, kapan mereka akan kembali melintasi kawasan itu, yang ternyata sudah menjadi kebun sawit warga,” jelasnya.

Ia menjelaskan, memang konflik gajah liar dan warga, hampir setiap tahun terjadi. Lantaran, dulu kebun masyarakat ini adalah hutan dan menjadi perlintasan satwa berbadan bongsor itu.

“Lokasi kebun ini masih satu hamparan dengan TNTN sehingga setiap tahun pasti muncul gajah di sana. Biasanya, gajah tidak lama di lokasi karena menuju ke lokasi lain yang masih satu jalur dengan perlintasannya,” ujarnya.

Pihak BKSDA meminta kepada masyarakat agar tidak memasang jerat. Sebab tindakan-tindakan seperti itu akan sangat membahayakan satwa liar di lokasi. Jika memang ada satwa liar yang masuk ke area perkebunan, sebaiknya cepat mengubungi pihak terkait. (betuahpos.com)

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...