Kisah Sedih Supir Mobil Naas Dihari Kemerdekaan RI 73

Marzuki, orang tua dari Ramadhon.

REDAKSIRIAU.CO.ID, ROKAN HILIR - Senja itu, tepatnya sekira pukul 18.30 WIB pada hari Jum'at (17/8 2018) yang juga bertepatan pada hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73 juga merupakan hari yang buruk bagi Romadhon yang berprofesi sebagai supir mobil pembawa air bor.

Bagaimana tidak, di hari tersebut ketika ia sedang diperjalanan hendak pergi mengantar pesanan air bor di jalan kilo meter tujuh, di Kelurahan Bagan Punak Kecamatan Bangko Rohil, anak dari bapak Marzuki itu mengalami kecelakaan tunggal yang akhirnya memakan korban jiwa.

Menurut ceritanya, pada saat mengantar air ada 2 orang anak-anak yang ikut naik didalam mobil yang ia kendarai, saat itu Ramadhon keluar serta melarang anak-anak tersebut untuk ikut naik didalam mobil, namun anak itu tidak memperdulikannya dan tetap bersikeras untuk ikut naik didalam mobil.

Loading...

Tidak bisa di larang akhirnya Ramadhon membiarkan anak itu untuk masuk didalam mobil, saat mobil tersebut jalan, beberapa tetangga yang berada di lokasi juga ikut melarang anak-anak itu agar turun dari mobil, namun anak-anak itu masih tidak juga memperdulikannya.

Melihat ada 2 anak didalam mobil tersebut, 3 orang anak lainnya yang juga merupakan teman dari dua anak yang sudah berada di dalam mobil tersebut juga ikut mengejar dan naik ke bagian belakang mobil sehingga menjadi  5  orang anak yg ikut sementara si sopir yang bernama Ramadhon itu hanya menyangka ada dua orang anak yang menaiki mobilnya tersebut.

Dipertengahan jalan dijalan Pelabuhan Baru, Kelurahan Bagan Punak Pesisir, mobil tersebut tidak kuat untuk mendaki jembatan yang berada di lokasi tersebut sehingga menyebabkan mobil tersebut mundur hingga terguling ditepian jembatan bersama lima orang anak tersebut.

Dalam keadaan panik Ramadhon sempat ikut mengantar lima orang itu dilarikan kerumah sakit, dan pulang kerumah mengabarkan kejadian itu kekeluarga sebelum dia datang kekantor polisi untuk menjelaskan kejadian itu.

Masih kata Marzuki, mendengar kejadian itu, dirinya sempat hampir struk dan sempat muntah-muntah dan terbaring karena disamping memikirkan keadaan anaknya juga 5 orang anak yang ada didalam mobil tersebut.

Marzuki juga menjelaskan setelah dirumah sakit dikabarkan  1 dari lima orang anak itu meninggal dunia dan yang 4 lain nya luka luka.

"Seandainya kalau anak saya saja waktu itu yang pergi mengantar air mungkin kalau pun terjadi kecelakaan hanya anak saya aja yang jadi korban, ini ibarat sudah terjatuh tertimpa tangga lagi," ungkapnya dengan nada sedih.

Lebih jauh Marzuki mengatakan bahwa pasca kejadian itu pihak keluarga korban sudah dinyatakan bermusyawarah dan sepakat untuk berdamai dengan melakukan surat perjanjian diatas materai dan tidak akan menuntut atas kejadian itu.(Jul)

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...