REDAKSIRIAU.CO - Dengan tujuan agar kedudukannya menjadi aman, Inggris secara resmi menjadikan Mesir sebagai wilayah jajahan dalam Perang Dunia I.
Saat itu Mesir merupakan bagian dari kekuasaan Ottoman yang bersekutu dengan Jerman dan Austria yang merupakan musuh Inggris.
Namun, pada 1922, seiring dengan meningkatnya gerakan nasionalisme rakyat Mesir, Inggris secara sepihak mengumumkan kemerdekaan Mesir.
Meskipun demikian, pengaruh Inggris masih terus mendominasi kehidupan politik Mesir dan Inggris membantu reformasi keuangan, administrasi, dan pemerintahan di Mesir.
Pada Perang Dunia II, pasukan Inggris menjadikan Mesir sebagai basis tentara Sekutu. Meskipun selepas perang pasukan Inggris telah angkat kaki dari Terusan Suez, perasaan anti-Inggris berkecamuk di tengah masyarakat nasionalis Mesir.
Nasionalisme Mesir dan sikap anti-Inggris semakin memuncak setelah didirikannya negara Israel yang didukung penuh oleh Inggris.
Pada 1952, Jenderal Muhammad Najib menggulingkan Raja Faruk dan pada 1953 dan mengubah sistem kerajaan menjadi republik.
Pada 1954, Jenderal Najib digulingkan Kolonel Gamal Abdul Nasser yang kemudian menasionalisasi Terusan Suez. Akibatnya, meletuslah perang Mesir melawan Inggris yang bersekutu dengan Prancis dan Israel.