Djohar Arifin: Kongres PSSI Penuh Dendam dan Banyak Kepentingan

REDAKSIRIAU.CO,JAKARTA - Djohar Arifin Husein mengutarakan kekecewaannya setelah merasa dipaksa mengundurkan diri dari pencalonannya sebagai ketua umum PSSI. Eks ketua PSSI itu menilai Kongres PSSI yang berlangsung di Hotel Mercure, Kamis (10/11/2016) sudah penuh dengan dendam.

Loading...

Djohar yang mencalonkan diri jadi ketua umum PSSI periode 2016-2020, terpaksa mengundurkan diri lantaran sanksinya tidak dihapus oleh voters. Sanksi yang dipermasalahkan adalah hukuman PSSI kepada Djohar setelah dianggap melakukan pelanggaran kode etik sebagai Anggota Dewan Kehormatan PSSI karena bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di masa pembekuan PSSI.

Ada pun hukuman Djohar sempat pulih pada Kongres Luar Biasa yang berlangsung 3 Agustus 2016. Hal itu dibuktikan di mana Djohar bisa lolos verisifikasi calon ketua umum.

Lantaran sanksinya kembali dibahas dan kemudian diputuskan tidak bisa diputihkan, Djohar pun terpaksa mundur dari pencalonan. Setelah keluar dari arena Kongres, pria asal Sumatera Selatan itu menilai pembatalan pemutihan sanksinya merupakan bentuk politisasi yang terjadi di Kongres PSSI.

"Saya tahu, ini ada orang yang tidak suka saya masuk jadi candidate (calon ketua umum). Saya kan calon ketua umum karena kata orang-orang, saya berpeluang (menang) kalau fair, kalau tidak ada money politik. Nah ini mereka coba menyingkirkan saya dengan cara mengungkit lagi keputusan yang lalu," ungkapnya.

Djohar menegaskan, Kongres PSSI saat ini sudah penuh dendam. Menurutnya, PSSI justru harus berterima kasih kepada pengurus sebelumnya di bawah pimpinannya sebab banyak capaian yang positif.

"Ya sudah (Kongres) banyak dendam, banyak kepentingan, dendam yang lalu. Mereka harusnya terima kasih pada pengurus yang lalu, sebab pada masa kami (sepak bola) kita mulai terbuka lagi. Hubungan dengan Eropa dan FIFA semakin baik," sambungnya.

"20 tahun klub Eropa tak mau datang, masa kita sudah dicairkan. Saya ketemu Platini, mulai dari Timnas Belanda, LA Galaxy, mau datang. Dan pada masa saya PSSI mendapat bantuan FIFA, lewat goal project-nya. Terakhir, masa saya yang surplus keuangannya,"

"Dan itulah mengapa tadi ketika saya keluar arena banyak yang memeluk, menangis, tadi ada yang marah juga. Karena mereka tahu orang yang berjasa tidak pantas diperlakukan seperti ini. Tapi ya itulah namanya kepentingan," tutupnya.

Saat disinggung siapa sosok yang menjegal langkahnya jadi Ketua Umum, Djohar enggan menyebutkan nama. "Bisa saja bukan calonnya, tapi pendukung-pendukungnya, kan bisa saja kaya gitu," tutupnya.

Djohar pun berharap agar Kongres bisa selesai dengan lancar. Kendati dianggap sudah tidak sehat, Ia berharap agenda ini tetap jadi titik balik untuk perbaikan tata kelola sepak bola Indonesia.

"Tentu kecewa sebab banyak dendam dan tidak sehat. Silahkan bersaing, tapi tidak harus membuat hal-hal yang di luar sportifitas," tutupnya.

Ikuti Terus Redaksiriau.co Di Media Sosial

Tulis Komentar


Loading...