Loading...
Ibu muda yang kerap disapa Iin itu kini masih berada di RS Polri Kramatjati untuk menjalani pemeriksaan kejiwaan, setelah membunuh dan memutilasi bayinya yang berusia satu tahun, Arjuna.
Muhammad Wahidin atau biasa dipanggil Wahid menceritakan, adiknya kini telah berubah menjadi aneh. Ia sedikit tak sadarkan diri. Wahid mendampingi Iin sejak ia ditemukan tanpa busana di kontrakannya hingga hari ini.Wahid menerangkan, selama dua bulan ke belakang, adiknya sering berbicara ngawur.
Di lain kesempatan, istri anggota Provost Polda Metro Jaya Aipda Denny Siregar itu membuat pengakuan berbeda. Dia mengatakan alasannya memutilasi anaknya karena ada bisikan-bisikan aneh di telinganya.
"Dia dapat bisikan dari pocong yang ada di rumah kontrakannya, katanya disuruh ngasah pisau di pantatnya ulekan. Dia enggak tahu pas gituin (memutilasi) Arjuna, sampai enggak sadar kalau dia sudah enggak pakai baju," kata Wahid.
Kondisi kontrakan Aipda Denny, lokasi mutilasi bayi oleh ibu kandungnya (Liputan6.com/Muslim) Di kesempatan lainnya, saat ditanya polisi di RS Kramajati, Iin memberikan jawaban berbeda. Ia mengaku tengah menuntut ilmu hitam, sehingga potongan tubuh bayinya merupakan prasyarat yang harus ia penuhi.
"Pas direkam sama polwan, dianya (Mutmainah) jawab, sengaja gituin (memutilasi) Arjuna karena lagi pelajarin ilmu hitam," kata Wahid.
Dalam pengakuannya di RS Kramajati, Mutmainah merasa tak selesai dalam ritualnya. Semua potongan tubuh belum lengkap, ia gagal memenuhi syarat ilmu hitam itu.
Sebelum semua bagian itu termutilasi, Arjuna meninggal dunia. Iin tak sempat memutilasi lidah Arjuna. "Enggak lengkap, karena itu Arjuna mati dan dia gagal, kata Iin," terang Wahid.
Bagian tubuh itu kemudian diletakkan di piring sebagai sesajen. Tujuannya, agar salah satu kakak Iin yang tunarungu dapat sembuh.
Hal ini juga disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan. Iin diduga tengah mendalami ilmu tertentu sejak dua tahun lalu.
"Memang suaminya sering juga diajak berantemlah dengan yang bersangkutan. Itu yang kita sayangkan kenapa bisa terjadi. Yang jelas hasil pemeriksaan yang kita periksa demikian," tutur Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa Oktober 2016.
Menurut penyelidikan polisi, pemutilasi tega membunuh anak kandungnya sendiri karena berhalusinasi. Soal ilmu yang dipelajari Iin, Iriawan mengaku pihaknya belum mengetahuinya. Termasuk dari mana Iin mempelajari ilmu tersebut. "Itu sedang kita dalami. Dia sementara hanya menyampaikan itu," kata Iwan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono, mengatakan pemutilasi bayi tersebut masih menjalani pemeriksaan psikologi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kondisi kejiwaan Iin masih belum stabil.
"Makanya kemarin pun sempat ditanyain yang bersangkutan ya merasa tidak bersalah. Enggak ngaku melakukan pembunuhan, karena kejiwaannya enggak stabil," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa.
Iriawan mengatakan, jika benar Iin mengalami gangguan kejiwaan, kasus pidananya tidak bisa diteruskan. Hal itu berdasarkan Pasal 44 KUHP.
"Kita dalami betul, apa dia betul 44 (KUHP) atau memang halusinasi saja. Ya kalau itu (halusinasi) harus dipertanggungjawabkan. Tapi kalau ada gangguan jiwa yang mengarah kepada kejiwaannya terganggu, ya tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata pria yan