Kemudian melonjak tajam di 26 September 2016 dengan total 793 kasus. Melihat kondisi cuaca angka tersebut kemungkinan masih bisa bertambah.
Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Pekanbaru, Helda S Munir tidak menampik hal tersebut. Hanya saja Helda mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya. “Sebenarnya kami merespon secara maksimal. Memang dengan kondisi cuaca seperti ini. Keterbatasan kader dengan luas wilayah Pekanbaru menjadi sedikit kendala bagi kami,” katanya.
Tentang aktivitas foging juga pihaknya akui tidak bisa mengakomodir semua permintaan masyarakat. ”Kami keterbatasan alat dan obat. Inilah menjadi kendala di kondisi saat ini,” ujarnya.
Untuk itu Helda sampaikan pencegahan yang paling baik agar kasus DBD berkurang yakni dari masyarakat yang menggalakkan tindakan 3M plus. “Tidak bosan-bosannya kami berharap peran serta masyarakat menegakkan 3 M plus,” katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, hingga pekan ke 38 (26/09/2016) ada sebanyak 793 kasus DBD di Pekanbaru. Dengan sebaran paling banyak kasus demam berdarah di Kecamatan Payung Sekaki dengan 126 kasus. Kemudian diikuti Marpoyan Damai 106 kasus, Tampan 97 kasus, Bukit Raya 86 kasus, dan Rumbai Pesisir 71 titik.
Lalu Rumbai 66 kasus, Sukajadi 60 kasus, Tenayan Raya 51 kasus, Limapuluh 43 kasus, Senapelan 39 kasus, Pekanbaru Kota 23 kasus, dan paling sedikit Sail 25 kasus.
3 M plus yang dimaksud yakni tindakan pencegahan agar nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak. Antara lain menguras tempat penampungan air, menutup rapat-rapat semua penampung air, dan mengubur barang bekas yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD.
Plusnya seperti menaburkan bubuk abate, pakai anti nyamuk, kelambu saat tidur, pelihara ikan pemangsa jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta hindari menggantung pakaian.