REDAKSIRIAU.CO.ID - Seluruh guru dan murid SD Muhammadiyah 2 Surabaya, Jawa Timur, menggelar aksi simpatik terkait kasus penganiayaan guru yang dilakukan seorang murid di Sampang, Madura. Aksi itu bertema "Guruku Adalah Aku" yang digelar di depan sekolah, Jumat, 2 Februari 2018.
Choirotur Rosyidah, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 2, mengatakan aksi dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kekerasan yang terjadi di sekolah, baik murid kepada guru maupun sebaliknya.
"Menurut saya, dunia pendidikan merupakan tempat untuk mendidik akhlak anak-anak lebih baik, seperti bisa menghormati orangtuanya, bisa menghargai guru dan masyarakat. Jadi kalau kekerasan itu terjadi di sekolah, berarti pihak sekolah mengalami kegagalan dalam hal mendidik," kata dia kepada Suarasurabaya.net.
Selain sebagai bentuk penolakan, Choirotur juga mengatakan bahwa aksi tersebut sekaligus bentuk keprihatinan terkait kasus kekerasan terhadap guru yang sempat terjadi di Sampang.
"Kita juga turut prihatin dengan korban kekerasan yang di Sampang. Semoga ke depannya tidak terulang lagi di dunia pendidikan, baik itu di Indonesia maupun di dunia. Lewat aksi ini, kita menolak aksi kekerasan di sekolah, karena itu sangat mencoreng dunia pendidikan," teg