REDAKSIRIAU.CO - Evolusi tubuh manusia sudah berjalan sekian lama. Namun ternyata di mata para ahli anatomi, bentuk tubuh kita belumlah sempurna.
Ambillah soal cara berjalan dengan dua kaki dan otak yang lebih besar dari primata lainnya. Walaupun berguna bagi kita saat ini, kedua hal tersebut diyakini membuat ukuran pinggul manusia mengecil sehingga proses melahirkan menjadi lebih menyakitkan.
Sementara itu, primata betina lainnya bisa langsung berjalan seperti biasa sesaat setelah melahirkan anaknya.
Selain itu, berjalan dengan dua kaki, dikombinasikan dengan tulang belakang berbentuk huruf 'S' yang tidak ideal untuk menyangga berat badan, juga diduga menjadi alasan kita mengalami sakit punggung di usia lanjut.
"Jika Anda merawatnya, tulang belakang akan membuat Anda baik-baik saja hingga usia 40-50 tahun. Namun, setelah itu lain ceritanya," kata Bruce Latimer, ahli anatomi kepada Science Magazine.
Selain itu, manusia memiliki tenggorokan yang rentan tersedak, serta kemampuan indera pengelihatan dan pendengaran yang terbatas selama kita menjalani hidup ini.
Dengan sejumlah alasan tersebut, para ahli pun mencoba membayangkan bentuk tubuh manusia yang sempurna.
Salah satunya adalah Profesor Alice Roberts, seorang ahli anatomi dari Universitas Birmingham, yang menceritakan bayangannya di artikel The Daily Mail.
Roberts terinspirasi oleh beberapa karakteristik organ dari sejumlah binatang dan memutuskan untuk menggabungkannya agar tercipta bentuk tubuh manusia yang super dan sempurna.
"Terinspirasi oleh anjing, kucing, cephalopoda, ikan, angsa dan simpanse; model saya memiliki jantung yang lebih baik dengan lebih banyak arteri, paru-paru yang lebih efisien, mata tanpa bintik, telinga yang menerima suara dengan lebih baik, kaki yang lebih efisien dan kulit reptil yang bereaksi cepat untuk memblokir sinar ultraviolet yang merusak," tulisnya.
Bayangan ini kemudian direalisasikan dalam model tiga dimensi dalam program Can Science Make Me Perfect? oleh Roberts dan tim ahli Science Museum London.
Hasilnya adalah makhluk mirip manusia dengan telinga seperti kelelawar dan kantong mirip kangguru untuk menjaga anak-anak.
"Saya menukar kelincahan kaki untuk mendapatkan kecepatan, dan itu berarti peluang untuk mendaki gunung adalah nol. Tapi saya pikir itu layak, meskipun saya sempat terkejut dan beteriak ketika melihat hasil akhir dari bentuk ciptaan saya," katanya.
"Ketika direnungkan, saya tidak menyukai bentuk kaki yang mirip burung tersebut. Akan tetapi, sebagai orang yang sudah melahirkan dua anak, saya menyukai bentuk kantong kangguru di perut," katanya.
Kompas.com