REDAKSIRIAU.CO, -Meski menimbulkan kengerian, permainan jailangkung selalu memancing rasa penasaran. Jika tidak mengalaminya sendiri, misteri berkomunikasi dengan alam gaib ini mungkin tidak pernah tersingkap. Fenomena Jailangkung ini tidak hanya merambah tanah Jawa dan sekitarnya. Di dunia barat, permainan maut ini identik dengan Ouija. Itu, sebuah papan khusus untuk pemanggilan arwah yang dimainkan beberapa orang. Tak beda dengan di Jawa, permainan ini tak jarang meminta nyawa sebagai bayarannya. Tak diragukan lagi, bahwa sejak masa primitif orang membutuhkan medium untuk terhubung dengan roh dan alam gaib. Itu untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal-hal samar di luar kemampuan inderanya. Tahun 1850 adalah tahun penanda kelahiran ouija atau papan jailangkung versi barat. Tak seorang pun menduga penemuan ini bakal digunakan secara meluas dan turun-temurun hingga saat ini. Sebelumnya, komunikasi dengan makhluk halus dilakukan secara sederhana, yaitu dengan kertas dan pensil. Itu pun memakai bantuan seorang dukun atau spiritualis. Pada tahun 1850, ada tiga orang pedagang yang sama-sama memiliki minat pada dunia mistik. Mereka adalah : EC Reiche, Elijah Bond, dan Charles Kennard. Mula-mula hanya timbul keinginan untuk menjelajahi dunia gaib. Kala itu memang sedang maraknya minat orang barat terhadap misteri alam di luar panca indera. Lalu terciptalah Ouija yang mereka gunakan sendiri. Rupanya instink bisnis mereka tajam. Berbekal jiwa dagang yang baik, mereka mulai memasarkan Ouija sebagai barang dagangan yang langsung mendapat sambutan baik. Kata Ouija berasal dari bahasa Perancis oui dan bahasa Jerman ja yang juga sama-sama berarti ‘ya’. Namun sumber lain menyatakan bahwa kata ouija (dibaca We Ja) berasal dari bahasa Mesir kuno yang berarti keberuntungan. Bentuk Ouija ini cukup unik. Seperti sebuah papan atau nampan kayu dengan kaki kecil penyangga. Di atas papan kayu ini tersusun 26 abjad, angka 0 hingga 9, kata ‘ya’ dan ‘tidak’ serta ‘selamat tinggal’ untuk mengakhiri permainan. Sebagai penggeraknya adalah planchette yang berupa kepingan berlubang untuk menunjuk abjad atau angka, yang akhirnya tersusun menjadi kata-kata. Melalui gerakan planchette inilah para makhluk halus menyampaikan pesan-pesan gaibnya. Karena berhubungan langsung dengan dunia gaib, memainkan Ouija menuntut beberapa aturan khusus yang cukup menimbulkan suasana ngeri. Antara lain : jangan pernah memainkan Ouija pada saat Anda merasa tak siap atau sendirian karena akan sangat beresiko. Pilihlah pasangan main yang Anda percaya. Jangan memainkannya terlalu sering (paling tidak 1-2 jam seminggu), hentikan permainan segera setelah terasa keanehan atau kejanggalan. Sebab bagaimanapun pemain sedang berhubungan dengan kekuatan di luar dirinya. Yang juga penting adalah memilih waktu dan tempat yang baik. Terakhir, yang membuat bulu kuduk meremang adalah : siapkan ‘senjata’. Artinya jika Anda seorang beragama Islam, siapkan doa-doa penghalau makhluk halus. Jika beragama Kristen, siapkan injil atau doa-doa khusus, atau antisipasi-antisipasi lain sesuai dengan keyakinan masing-masing. Makhluk halus itu, sebagaimana manusia, memiliki kekuatan dan keinginan yang tak terduga sehingga persiapan-persiapan di atas harus matang. Setidaknya, demikian peraturan dalam memainkannya. Akhirnya bertebaran kisah aneh yang berkaitan dengan misteri papan Ouija ini. Meski telah diperingatkan agar tak sembarangan dengan permainan maut ini, seorang remaja St. Louis bernama Jim beserta gangnya mencoba nyali mereka dengan memainkan Ouija di gudang bawah tanah. Mulanya hanya main-main. Namun ketika planchette mulai berat dan bergerak sendiri, suasana pun tegang. Pesan-pesan gaib pun bermunculan. Sayangnya, seorang teman Jim merusak suasana dengan mengatakan hal-hal yang konyol tentang pesan gaib itu. Sang arwah mulai marah. Gerakan planchette makin tak terkendali. Lalu muncullah pesan “Be careful, Dennis!” (Hati-hati, Dennis!). Dennis, yang tetap tak perduli, hanya tersenyum sinis. Keesoka