REDAKSIRIAU.CO, INDRAGIRI HILIR - Dalam rangka menanggapi pertanyaan Menteri Kesehatan (Menkes) mengenai pencegahan dan pengendalian HIV AIDS perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah, Dinas Kesehatan (Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau ikut menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menggerakkan peran serta aktif masyarakat secara luas dalam upaya pencegahan penularan HIV dan AIDS, khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir.

Himbauan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Inhil Zainal Arifin melalui Kasi Promkes Dinkes Inhil Siti Munziarni. "Marilah bersama-sama kita tingkatkan pemahaman tentang bahayanya penyakit ini," sebutnya.

Karena, menurut data yang diperoleh dari Menkes, sejak tahun 2005 sampai dengan Desember 2015 yang lalu, telah dilaporkan 191.073 orang terinfeksi HIV di Indonesia, seperti Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan penemuan kasus HIV yang tinggi, bersama dengan provinsi DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah sehingga hal ini perlu menjadi perhatian banyak pihak.

"Faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual (66%); penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (11%); lelaki seks dengan lelaki (3%); serta penularan dari ibu ke anak (3%)," imbuhnya.

Sedangkan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (10.626); tenaga non professional/karyawan (9.603); wiraswasta (9.439); petani/peternak/nelayan (3.674); buruh kasar (3.191); penjaja seks (2.578); PNS (1.819); dan anak sekolah/ mahasiswa (1.764). Data data yang didapat tersebut di atas mendasari dalam strategi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS yaitu dengan pendekatan yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat.

Sebelumnya, pada acara puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2016 tepatnya pada Rabu (1/12/2016) kemarin, Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek menjelaskan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS harus dilakukan bersama sama oleh pemerintah bersama dengan seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan.

Hal ini dapat dilakukan dengan koordinasi, kemitraan serta partisipasi aktif dari komunitas populasi kunci, populasi sasaran serta masyarakat umum merupakan salah satu pilar dari Layanan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Komprehensif Berkesinambungan atau dikenal sebagai LKB yang merupakan strategi utama dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS.

Oleh karena itu, diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam pembangunan kesehatan serta menjadi penggerak dalam pembangunan berwawasan kesehatan. (Adv)