Dilansir Reuters, Senin (7/11/2016) harga minyak mentah berjangka Brent hari ini berada di level USD45,92 per barel pada pukul 01.19 GMT, atau meningkat sebesar 34 sen, mendekati hampir 0,75% lebih tinggi dari sesi sebelumnya. Sementara harag minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,40 sen atau 0,91% menjadi USD44,47 per barel.
Pelaku pasar mengatakan, bahwa pendorong utama harga minyak yakni potensi menaiknya permintaan setelah menyusut sejak Januari dan level terendah pada Agustus. Namun secara keseluruhan diyakini pasar minyak dunia masih tetap melemah. Di sisi lain para analis mengatakan rencana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak dunia non OPEC seperti Rusia untuk membekukan produksi masih menemui rintangan.
"Rinciannya, masing-masing negara masih menentang rencana itu sehingga kesepakatan sulit dicapai. Irak terus mendorong produksi mereka, sementara Arab Saudi juga meminta pengecualian. Rusia masih memantau dan tak satu pun dari non-anggota OPEC berkonsultasi terkait pemotongan produksi," ucap Bank Barclays.
Kondisi tersebut meningkatkan risiko semakin membanjirnya pasokan minyak global, ketika OPEC dan pemimpin Arab Saudi belum juga sepakat. Bahkan meski permintaan dalam negeri Arab Saudi melemah, ekspor masih dapat meningkat.
"Permintaan minyak Saudi di dalam negeri telah jatuh dan hanya mempertahankan arus keluaran dapat menyiratkan ekspor yang lebih tinggi. Ada juga penambahan pasokan di Amerika Serikat," tutup Barclays.