REDAKSIRIAU.CO,NEW DELHI,- Seorang perempuan di Kanpur, Uttar Pradesh, India menculik keponakannya yang baru berusia 17 hari dan melemparkannya dari atap rumah sakit.Perempuan itu melakuan aksi kejinya tersebut karena khawatir kelahiran bayi laki-laki itu akan menurunkan statusnya di dalam keluarga karena dia hanya memiliki tiga anak perempuan.Anmor, nama bayi itu, dirawat di RS Bersalin dan Anak-anak Shyam di Kalyanpur karena beberapa masalah kesehatan usai dilahirkan pada Agustus lalu.

  

Ayah bayi itu, Sarvesh Kumar dan istrinya, Alka pada Minggu (4/9/2016) malam pulang ke kediaman mereka dan meninggalkan bayi itu bersama sang bibi, Sarita Devi.Polisi mengatakan, sekitar pukul 04.30 Sarita membangunkan petugas rumah sakit dan melaporkan hilangnya Anmol. Polisi kemudian dipanggil setelah staf rumah sakit tak menemukan bayi itu.

  

Saat polisi menyisir rumah sakit, seorang petugas mendengar tangisan seorang bayi lalu mencari ke arah suara itu berasal. Polisi itu kemudian menemukan Anmol tersangkut di sebuah jaring besi sekitar 5 meter di bawah atap rumah sakit. Jaring itu dibuat untuk mencegah kera memasuki gedung rumah sakit.

  

"Anmor tergantung di jaring itu. Sebagian pakaiannya tersangkut ke potongan besi yang menonjol. Terima kasih Tuhan, dia tidak jatuh," kata Pankaj Kashyap, staf rumah sakit yang ikut mencari bayi tersebut.Polisi kemudian memeriksa rekaman CCTV rumah sakit itu yang ternyata membongkar perbuatan jahat Sarita Devi. Perempuan itu ternyata membawa Anmol ke atap rumah sakit pada pukul 04.00 dan kembali ke bangsal tanpa bayi itu.

  

"Dia kini ditahan dan kasusnya sedang didalami," kata Rajdev Prajapati, seorang petugas dari kantor polisi Kalyanpur. Kepada polisi Sarita mengatakan, dia nekat hendak membunuh keponakannya itu karena kelahiran bayi tersebut akan mempersulit posisinya di dalam keluarga.

  

Dia khawatir, kelahiran Anmol akan membuat ibu bayi itu akan lebih dicintai dan dihormati anggota keluarganya yang lain."Saya punya tiga anak perempuan dan setiap hari saya selalu disindir karena tak bisa memberi anak laki-laki," ujar Sarita.

  

Di wilayah perdesaan India, perempuan yang tak melahirkan anak laki-laki biasanya menjadi obyek pelecehan warga setempat.Meski sudah dilarang sejak 1961, tetap saja masyarakat India, terutama di pedesaan, memberikan mas kawin dalam jumlah besar ke sebuah keluarga yang memiliki anak laki-laki untuk menikahi seorang gadis.

  

Dengan adat istiadat semacam itu maka tak heran jika memiliki anak perempuan, apalagi lebih dari satu, dianggap menjadi beban keuangan bagi sebuah keluarga.