REDAKSIRIAU.CO, SERANG - Kondisi Arnah Destiani balita pemakan ular warga Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten kini mengalami gangguan pernapasan dan diare. "Bukan karna kemasukan ular, memang karna kondisi lingkungan rumahnya yang tidak layak ditempati, sehingga kondisinya memang lemah," kata dr Mira yang menangani balita berusia 18 bulan tersebut. Sabtu 27 Agustus 2016. Melihat rumahnya yang berada di tengah sawah, beralaskan tanah, berdiding bilik bambu, beratapkan daun kelapa ini miris. Selain itu, pola hidupnya juga tak sesuai dengan umurnya yang masih rentan. "Sungai kecil yang kotor, bau, serta di pinggir jalan raya. Akibatnya, saluran pernapasannya terganggu," ujar Mira. (Baca: Geger, Balita Perempuan di Serang Ini Makan Ular Hidup-hidup) Dia juga menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan penyakit atau gejala yang diakibatkan memakan ular hidup-hidup. Meskipun orang tua Arnah belum pernah bercerita bahwa anaknya kemasukan ular. "Ke saya tidak pernah cerita bayi itu kemasukan ular. Perlu ditegaskan kembali, bahwa penyakitnya tidak ada kaitannya dengan kemasukan ular," tandasnya. Saat ini, Arnah tengah ditangani pihak Rumah Sakit dr Drajat Prawiranega Serang. Meskipun hanya berobat jalan, karna keterbatasan biaya. "Butuh pendampingan, dan bantuan karna faktor ekonomi. Sehingga balita ini harus ditangani dengan cepat," tukasnya.