Survei Membuktikan, Banyak Masyarakat Tak Paham Soal Perbankan
REDAKSIRIAU.CO,, PEKANBARU - Tingkat kesadaran masyarakat untuk mendalami pemahaman terhadap lembaga keuangan masih jauh dari harapan. Sebagian besar masyarakat yang lebih banyak memanfaatkan jasa perbankan, namun ternyata pemahaman mereka tentang pengelolaan keuangan perbankan masih sangat minim. Hal ini juga terjadi di Riau.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional Riau, Muhammad Nurdin Subandi mengatakan, hingga saat ini kecenderungan seperti itu masih berlangsung. Dengan kata lain, kecenderungan masyarakat telah mengabaikan pengetahuan terhadap perbankan, sementara sebagian besar pula dari masyarakat ternyata malah memanfaatkan lembaga perbankan untuk menyimpan uangnya.
"Data ini tentunya sudah menjadi bukti yang cukup riskan. Mengapa masyarakat bisa meletakkan kepercayaan yang begitu tinggi untuk kelola uang mereka," tambahnya.
Berdasarkan hasil survei nasional perkembangan literasi keuangan OJK tahun 2013, untuk sektor perbankan terjadi perbedaan angka yang signifikan antara pemahaman hanya 22 persen, dan pemanfaatan sebesar 57 persen terhadap perbankan. Dari data ini terlihat bahwa masyarakat lebih cenderung memanfaatkan perbankan tanpa mempedulikan pengetahuannya terhadap perbankan.
Dalam survei itu juga mencatat, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap lembaga pengelolaan keuangan lainnya. Namun disektor jasa asuransi, terlihat tingkat kehati-hatian masyarakat lebih tinggi. Sebelum melibatkan lembaga asuransi untuk mengelola keuangan, sebanyak 18 persen masyarakat cenderung memahami lembaga itu sebelum memanfaatkan. Sementara untuk pemanfaatan sendiri hanya 12 persen.
Sementara untuk hasil survei pemanfaatan lembaga keuangan non bank, juga terjadi hal yang sama. Sebanyak 10 persen masyarakat cenderung mencari tahu dan memahami terlebih dahulu sebelum melibatkan uangnya ke lembaga itu. Sementara untuk pemanfaatannya hanya 6 persen saja.
"Kalau pengelolaan dana pensiun, ada 7 persen yang memahami dan 2 persen yang memanfaatkan. Paling sedikit itu pasar modal. Yang mengetahui hanya 4 persen, dan yang memanfaatkan hanya 0,1 persen," tambahnya.