REDAKSIRIAU.CO, MANADO - Masih ingat Donya Louise Preston? Wanita berkewarganegaraan Afrika Selatan ini menghebohkan Sulawesi Utara pada pertengahan 2012. Bersama rekan senegaranya Ryan, ia menyelundupkan 6 kilogram sabu lewat Bandara Sam Ratulangi. Aparat Bea Cukai dan Polresta Manado menggagalkan perbuatan keduanya. Saat diamankan petugas, Donya tampak terlihat lusuh. Ia gugup serta ketakutan. Di sel tahahan Polda Sulut, wanita berkulit putih ini selalu membaca kitab suci sambil meneteskan air mata. Berselang empat tahun, pada 17 Agustus 2016, wajah dan bawaan Donya nampak berbeda. Ditemui Tribun Manado dalam upacara HUT ke-17 Kemerdekaan Indonesia di Lapas Tuminting, Donya berbagi cerita. Mengenakan kameja putih dan celana hitam, Donya mengecat rambutnya pirang kemerah-merahan. Tangannya memegang bendera Merah Putih berukuran kecil. "Saya cinta negara ini," kata Donya mengawali obrolannya dengan Tribun Manado, Rabu (17/8/2016). Wanita berparas ayu ini mengatakan, rasa cintanya terhadap Indonesia tumbuh di dalam penjara, saat bergaul dengan warga binaan lainnya. Selama itu ia mengalami perlakuan baik dari otoritas penjara serta sesama warga binaan. "Saya merasa diterima sebagai keluarga," dia melanjutkan. Donya sudah fasih berbahasa Manado. Ia menyatakan penyesalan terbesarnya selama hidup, memasukkan barang haram ke Sulut. Hukuman 20 tahun penjara ia rasakan pas untuk menebus kesalahannya. "Saya terima semuanya," kata Donya. Mengaku cinta Indonesia dan Manado, Donya ingin dapat jodoh pria Indonesia dan menjadi warga negara Indonesia. "Saya selalu berdoa untuk hal itu," dia berharap.