REDAKSIRIAU.CO, JAKARTA, - Pasien hepatitis harus patuh minum obat meski penyakit ini umumnya tak memunculkan gejala berarti. Dokter Irsan Hasan, SpPD-KGEH dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia mengatakan, kepatuhan minum obat bertujuan untuk menekan virus dan mencegah penyakit berkembang menjadi sirosis hingga kanker hati bagi pasien hepatitis B dan C. "Ada pasien saya datang, pas diperiksa sudah terkena kanker di seluruh hati. Ternyata tahun 2012 pernah datang juga. Selama ini dia merasa enggak punya keluhan. Lalu setelah ibunya meninggal karena sirosis, baru lebih peduli," ujar Irsan di Jakarta, Selasa (9/8/2016). Menurut Irsan, ketidakpatuhan minum obat biasanya juga karena bosan atau efek samping yang tidak enak, seperti mual. Padahal, jika berhenti minum obat, muncul risiko virus bertambah lebih banyak. "Ada penelitian, makin banyak jumlah virus, makin besar kemungkinan jadi sirosis dan kanker hati. Jadi targetnya, kalau enggak bisa sembuh sempurna, ya virusnya yang ditekan," kata Irsan. Meski terinfeksi virus hepatitis B maupun C, tubuh pun terasa baik-baik saja. Padahal, virus secara perlahan akan menyerang hati dan menjadi sirosis hingga kanker hati jika tidak diobati. Irsan mengungkapkan, orang dewasa yang terinfeksi virus hepatitis pun tak semuanya perlu minum obat. "Banyak pasien yang tidak perlu diobati walaupun ada virus. Pasien dengan hepatitis B enggak semuanya perlu obat. Jadi harus dilihat dulu," jelas Irsan. Meski demikian, pasien yang tidak perlu diobati, juga harus rutin cek tiga bulan sekali. Bisa jadi virus meningkat sehingga harus minum obat.