REDAKSIRIAUCO, MANILA, - Seorang politisi di Filipina mengaku telah membayarkan uang senilai lebih dari 3.300 dollar AS atau Rp 45 juta untuk sejumlah anggota polisi yang "sukses" membunuh para penyelundup narkoba. Ini merupakan pengumuman "reward" pertama sejak Presiden terpilih Rodrigo Duterte mengumandangkan "sayembara" yang berisi hadiah untuk mereka yang membunuh pelaku kriminal. Duterte yang memenagi pemilihan presiden bulan lalu menyerukan bahwa dengan membunuh setidaknya puluhan dari ribuan pelaku kriminal, maka tingkat kejahatan di negeri itu akan terhapus. Lalu, pada minggu ini dia menyebut telah menyedia sejumlah uang untu para penegak hukum yang berhasil membunuh para pelaku kejahatan narkoba. Adalah Tomas Osmena, Wali Kota terpilih di Cebu, -kota nomor dua terbesar di Filipina, yang juga membuka sayambara serupa. Melalui akun Facebook-nya, Kamis malam, Osmena mengaku telah membayar uang untuk polisi yang membunuh tiga gembong narkoba di wilayah tersebut. Osmena dalam sejumlah komentarnya di linimasa Facebook-nya, mengaku merayakan kematian tiga pelaku kriminal itu. Dia pun mengecam upaya Komisi Hak Asasi Manusia, --sebuah badan sesuai amanat konstitusional, yang menyelidiki pembunuhan yang terjadi pada 28 Mei tersebut. "CHR = Criminals. Have. Rights," tulis Osmena yang mengganti kepanjangan dari CHR untuk Komisi Hak Asasi Manusia. Selanjutnya, Osmena menyebutkan, salah satu pelaku kriminal yang dibunuh tersebut adalah Rowen Secretaria. Dia dikenal sebagai bandar narkoba terbesar di Cebu. Sayangnya, Osmena tidak menjawab panggilan telepon dari Kantor Berita AFP yang melansir berita ini. Hingga tak diketahui dari mana asal uang yang dipakai sang politisi untuk membayar sayembara tersebut. Baik Osmena dan Duterte, adalah dua pemenang dalam pemilihan umum di Filipina. Namun mereka baru akan resmi menduduki jabatan masing-masing setelah tanggal 30 Juni mendatang. Hadiah Kendati demikian, minggu ini Duterte sudah mengeluarkan desakan kepada pasukan keamanan untuk segera memulai pemberantasan pelaku kriminal di Filipina. Dia tak sungkan memerintahkan penegak hukum untuk membunuh para penjahat. Selasa lalu, Duterte pun mengumumkan hadiah sebesar 21.000 dollar AS atau kira-kira Rp 285 juta, bagi penegak hukum yang mampu membunuh gembong narkoba dalam skala nasional. Jumlah lebih kecil ditawarkan untuk mereka yang membunuh penjahat pada "level' di bawahnya. Tetapi, hadiah yang diberikan Osmena merupakan hadiah pertama yang terkonfirmasi telah dibayarkan, untuk sayembara pembunuhan tersangka pelaku kejahatan. Kampanye penanganan masalah obat terlarang dan kriminalitas di Filipina tersebut telah menghipnotis warga Filipina yang berharap ada solusi cepat atas masalah tersebut. Di sisi lain, pegiat hak asasi manusia dan sejumlah pihak lain pun mengeluarkan kritikan dan bahkan kecaman atas kebijakan Sang Presiden baru. Mereka menyebut, apa yang dilakukan Duterte mengarah kepada tindakan ekstrayudisial dan menghancurkan tatanan hukum yang ada di negara itu. Sementara itu, pihak kepolisan telah mengeluarkan konfirmasi bahwa setidaknya ada 15 pelaku kejahatan narkoba yang tewas terbunuh sejek 24 Mei lalu. Jumlah itu termasuk gembong Secretaria dan kelompoknya. Sekalipun demikian, otoritas penegak hukum ini berkeras, tindakan penembakan tersebut dilakukan karena para tersangka melakukan perlawanan. Dengan demikian, tak ada tindakan yang melawan hukum yang dilakukan polisi.