REDAKSIRIAU.CO, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan bahwa pemerintah melelang surat utang berdenominasi euro alias Eurobond senilai 3 miliar euro atau setara Rp 45 triliun (kurs Rp 15.000/euro).

 

Permintaan atas surat utang ini melonjak tinggi dari yang ditawarkan.



Surat utang tersebut kelebihan permintaan hingga 8,36 miliar euro atau sekitar Rp 125,4 triliun. Obligasi global ini diterbitkan dalam dua seri dengan tenor berbeda.


"Kalau dibandingkan transaksi sebelumnya ini rekor lah. Euro yang kita issued di 2015 itu 1,4 miliar euro, 2014 kan pertama kali 1 miliar euro. Sekarang 3 miliar euro. Dari 8,36 miliar euro menunjukkan kredit RI yang cukup kredibel untuk menarik minat," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, di Jakarta, Rabu (8/6/2016).



Penawaran dilakukan pada 7 Juni 2016 pukul 19.00 waktu London atau sekitar pukul 01.00 WIB Rabu 8 Juni 2016. Tenor pertama selama 7 tahun diserap 1,5 miliar euro.



Permintaan untuk tenor 7 tahun ini mencapai 4,23 miliar euro. Surat utang yang akan jatuh tempo 14 Juni 2023 ini punya kupon 2,625% per annum.



Sementara surat utang yang kedua bertenor 12 tahun. Permintaan untuk surat utang ini mencapai 4,13 miliar euro. Kupon surat utang yang jatuh tempo pada 14 Juni 2028 ini sebesar 3,75% per annum.



Penerbitan surat utang ini dibantu oleh Barclays, Deutsche Bank, JP Morgan, dan Societe Generale. Sedangkan Bahana, Danareksa, Mandiri Sekuritas, dan Trimegah bertindak sebagai Co-Manager.