Kepergian gadis itu belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, namun banyak yang menduga perginya gadis cantik itu karena bergabung dengan jaringan Islam radikal.
Rasa sedih tak hilang dari wajah Rizal saat ditemui awak media, Senin (16/5/2016) sore di kediamannya di lorong siswa Rt 07 Kelurahan Suka Karys, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Sejak dua bulan terakhir putrinya menghilang dari rumah, ia masih belum mengetahui di mana keberadaan lulusan Fisip Unan Sumatera Barat ini.
Kepada awak media, Rizal mengatakan anak keduanya itu menghilang sejak 15 Maret 2016 lalu. Saat itu, Fitri yang sehari-harinya bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di Global Nusantara izin kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke rumah teman kerjanya di kawasan Jelutung. Saat itu, Rizal mengatakan belum mendapat firasat buruk. Hingga sore menjelang maghrib putrinya tak kunjung pulang ke rumah.
"Biasanya anak saya itu, sebelum menjelang maghrib sudah pulang kerumah, tetapi hingga sampai lewat maghrib ia juga tak kunjung pulang," katanya.
Karena khawatir, ia lantas mencoba mendatangi kediaman teman yang dimaksudnya. Namun, ia dibuat khawatir karena ternyata Fitri tak ada di tempat temannya tersebut.
"Saya tanya kepada temannya, dimana Fitri, tetapi temannya bilang kalau Fitri sempat pamit kalau dia akan pergi ke pasar untuk membeli sesuatu," katanya.
Ia lantas mencoba menghubungi nomor ponsel anaknya tersebut. Namun, tak ada jawaban dari handphone Fitri.
"Saya karena bingung, ya saya coba hubungi keluarga-keluarga saya, dari tantenya Fitri, dan yang lainya, tapi mereka gak tau dimana keberadaan anak saya itu," ujar Rizal.
Ia dan istri lantas mengecek ke kamar anaknya. Namun, tak ada tanda pakaian atau perhiasan yang dibawa.
"Bersama istri saya coba pergi ke kamar anak saya itu taunya HP dan seluruh perhiasannya yang dulu biasa dipakainya tidak dibawa oleh dia, (Fitri)," katanya.
Karena khawatir terjadi sesuatu, keesokan harinya ia lantas melaporkan hal tersebut ke Polsek Jelutung dengan nomor laporan kepolisian B / 05 / III / 2016 SPKT tanggal 16 Maret 2016. Ia menuturkan sebelum menghilang, Fitri sempat bertingkah aneh di rumah setelah mengikuti sejumlah pengajian.
Fitri yang tadinya kerap mengenakan perhiasan berubah dan kini menggunakan cadar. Ia juga kerap terlibat perdebatan terkait faham Islam dengan anaknya tersebut.
"Sikapnya berubah dan sering berdebat setelah mengikuti pengajian sejak 2015 lalu," katanya.
Bahkan ia khawatir jika anaknya ikut gabung jaringan islam radikal. Pasalnya melalui media sosial ia kerap memergoki anaknya tengah chatting dengan pria luar negeri dari Arab. Ia lantas khawatir jika anaknya berangkat ke luar negeri lantas bergabung dengan Islam garis keras semisal ISIS.
"Takutnya dia gabung faham Islam garis keras masalanya dia punya paspor," katanya.
Ia berharap agar putrinya tersebut bisa segera pulang kerumah.
"Dimanapun kamu berada, pulang lah nak kami rindu," kata Rizal.