REDAKSIRIAU.CO, PEKANBARU - Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah pepatah yang tepat untuk seorang gadis ABG yang masih berstatus pelajar berumur 14 tahun di Pekanbaru, Provinsi Riau, sebut saja Bunga (nama samaran, red).

Ia menjadi korban pemerkosaan secara bergilir oleh empat orang pria petugas ronda. Setelah dituduh mesum bersama dua orang teman sebayanya, Bunga malah digilir oleh empat orang petugas ronda, Jumat (12/2/2016) kemarin.

Kasus ini bermula ketika Bunga bertandang ke rumah teman lelakinya. Lantaran keasyikan ngobrol, Bunga pun lupa kalau jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB dinihari. Saat itulah, tiba-tiba datang empat orang petugas ronda.

Mereka menuduh Bunga sudah berbuat mesum. Padahal di rumah itu dia tidak berdua-duaan, melainkan bersama dua orang lelaki teman sebayanya. Meski demikian, empat orang pria tersebut tak perduli dan menganggap gadis ini sudah berbuat asusila.

Atas alasan itu, petugas ronda menjatuhkan denda kepada mereka bertiga (Bunga dan dua teman lelakinya, red), yakni dengan menyerahkan 40 sak semen yang kalau diuangkan sekitar Rp2,5 juta. Barang tentu nominal segitu berat bagi mereka.

Negosiasi pun berlangsung alot. Singkat cerita, tiga orang anak baru gede tersebut menyanggupinya, dengan syarat harus pulang dulu untuk mengambil uang. Celakanya, Bunga malah ditinggalkan bersama empat pria itu.

Gelap mata dengan kemolekan tubuh gadis belia, ditambah lagi tak ada siapa-siapa disana, membuat petugas ronda ini tak kuasa menahan hasrat. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, mereka langsung memperkosa sang gadis secara bergantian di rumah tersebut.

Setelah puas, Bunga lalu diancam supaya tidak menceritakan kepada siapapun. Usai itu, dia ditinggalkan begitu saja, sampai teman-temannya kembali seusai mengambil uang. Dengan perasaan trauma, pelajar berumur 14 tahun ini pun menceritakan kejadian yang dia alami.

"Kita sudah menerima laporannya dan masih melakukan penyelidikan untuk melacak keberadaan empat orang yang diduga petugas ronda ini," kata Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono.

Sumber: dumaisatu.com