Harga jual komoditi yang juga menjadi salah satu penghasilan terbesar masyarakat di kecamatan tersebut sebelumnya masih dihargai Rp 11.000 hingga Rp 12.000 perkilonya, namun saat ini hanya dibeli oleh para pengepul setempat dengan harga Rp 6000 sampai Rp 7000 saja perkilonya.
"Harga pinang turun lagi, sekarang hanya tinggal 7000 saja lagi," sebut Aisyah salah seorang petani di Kecamatan GAS kepada redaksiriau.co, Senin (7/3/2016).
Sebagai salah satu penghasilan terbesar masyarakat tempatan, anjloknya harga jual komoditi tersebut tentunya akan mempengaruhi dengan kondisi perekonomian para petani disana, meskipun saat ini harga kelapa mulai menampakkan peningkatan harga jualnya.
"Kalau kelapa memang agak mulai naik, tapi buahnya pula yang tidak banyak (berkurang, red) karena air naik ke kebun," ungkapnya.
Seperti yang diketahui, kondisi perkebunan masyarakat khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir memang banyak mengalami kerusakan akibat tingginya intensitas air pasang yang membuat perkebunan masyarakat tergenang air.
Kondisi seperti ini sudah sejak lama dialami masyarakat dan hingga kini belum ada upaya maksimal dari petani maupun pemerintah daerah untuk membenahi kondisi tersebut.