REDAKSIRIAU.CO, SIAK - Anjloknya harga jual karet selama lebih kurang empat tahun belakangan, membuat para petani di kampung Langkai Kecamatan Siak, Kabupaten Siak berinisiatif untuk mengalih fungsikan lahan mereka menjadi perkebunan sawit.

Harga jual salah satu penghasilan terbesar para petani di daerah itu kini hanya berkisar dibawah Rp 5000 perkilogramnya.

“Harga karet 4 tahun ini tidak pernah naik malah semakin turun hingga dibawah Rp. 5000 itu yang mungkin membuat petani banyak mengalih fungsikan lahan. Selama ini petani tidak ada keluhan kepada kami mengenai tanaman karet,” ujar Musa salah seorang Krani di daerah tersebut, seperti dilansir infosiak.com, Jumat (5/2/2016).

Penyebab lain pengalihan fungsi lahan perkebunan karet itu juga didominasi oleh kondisi tanah lahan yang semakin buruk akibat luapan air pasang yang merendam lahan-lahan perkebunan para petani tersebut, sehingga tidak sedikit pula pohon-pohon karet yang tumbang karena permukaan tanah lahan yang sudah terkikis luapan air pasang tersebut.

Rizal salah seorang petani yang dulu pernah menanam karet dan akhirnya mengalih fungsikan lahan karetnya menjadi kebun sawit mengungkapkan bahwa keinginannya untuk berkebun sawit selain dikarenakan menurun harga jual karet dari harga Rp18000 menjadi dibawah Rp 5000, dulu kebun karetnya juga tidak lagi produktif karena pengaruh dari luapan air tersebut.

“Harga karet tak sampai Rp. 5000 belum lagi getah yang tak ada jadi saya ganti dengan tanaman sawit,” ungkap Rizal.

Saat ini, lanjutnya lagi, kayu – kayu karet yang sudah ditebangnya dijadikan kayu bakar dan sebagian lagi dijual untuk menambah biaya penanaman sawit di lahan miliknya tersebut.