HARIANRIAU.CO BAGAN SINEMBAH - Terkait aksi begal yang dilakukan 4 remaja pada Jumat (16/10) lalu, 3 diantaranya merupakan siswa SMK yayasan Perguruan Indonesia Membangun (YAPIM) Taruna dan mereka terancam di keluarkan oleh pihak yayasan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan (Disdik) Bagan Sinembah, Musab saat dihubungi via seluler. Kamis (22/10).

Ia mengatakan bahwa dirinya belum mendengar informasi tentang 3 siswa dari sekolah swasta di wilayah kerjanya yang terlibat aksi begal. Karena, sampai saat ini pihaknya belum mendapat kabar dari pihak yayasan maupun pihak kepolisian.

"Ini tentu telah mencoreng nama baik orang tua dan yayasan untuk itulah kita akan mengambil sikap berupa tindakan yang serius apakah harus di keluarkan dari yayasan,"papar Musab.

Saat pihak YAPIM, Hermiana Sihombing yang di hubungi via seluler mengatakan bahwa dirinya sangat terhadap kelakukan murid-muridnya tersebat.

Namun, dirinya juga mengatakan bahwa belum menerima informasi dari pihak Polsek Bagan Sinembah karena saat ini dirinya masih berada di Bagan Siapiapi mengikuti acara rapat Dinas.

Sementara itu Pembina Kurikulum Yapim, Willem membenarkan adanya 3 siswa Yapim yang terlibat aksi begal pada Jumat (16/10) dan menurut informasi yang didapat kasusnya sedang ditangani pihak berwajib.

"Saya mendapat informasi dari sejumlah media sosial dan satu orang dari pihak orang tua murid (Martinus Gultom, red) penduduk perkebunan lahan tani sakti (LTS),Kepenghuluan Sri Kayangan, Kecamatan Pujud," Paparnya.

Selain Martinus Gultom, Piter Sianturi (19) tahun,alamat Simpang Pujud Baganbatu, Abi Mahyudi (18) yang tinggal di Baganbatu, dan Heru Butar butar (15),y ang tergulung polisi dalam aksi begal tersebut. Heru adalah 4 dari  kawan begal Curas yang tidak termasuk siswa YAPIM.